jpnn.com - PADANG - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menurunkan tim untuk melihat langsung proses hukum terhadap kasus penyekapan dan pemerkosaan siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.
“Kami sudah menurunkan tim untuk melakukan pemantauan di lokasi, dan nantinya temuan tim akan terus dilaporkan,” kata Kepala Komnas HAM Sumbar Sultanul Arifin kepada POSMETRO (grup JPNN), Kamis (24/4).
BACA JUGA: Komplotan Pelaku Curanmor di Bulungan Ditangkap
Komnas HAM Sumbar juga mendesak Kepolisian untuk menuntaskan kasus ini. Kabarnya, bulan depan Komnas HAM pusat juga akan turun ke Sumbar untuk menginvestigasi kasus ini.
”Kita biarkan polisi melakukan prosedurnya dan Komnas HAM mengawasi,” ujarnya.
BACA JUGA: Beritakan Dugaan Penyuapan, Kantor Radar Bromo Didemo Komisioner KPU
Women Crisis Centre (WCC) Nurani Perempuan Sumbar juga mendesak polisi bergerak cepat sehingga menangkap para pelaku penyekapan dan perkosaan terhadap siswi MTs tersebut.
Ketua WCC Nurani Perempuan, Yefri Heriani mengatakan, kekerasan seksual merupakan kejahatan kemanusian yang berakibat trauma mendalam pada korban. Bahkan ada keinginan dan upaya korban untuk bunuh diri karena marah, takut, dan malu.
BACA JUGA: Satu Korban Rabies di Padang Meninggal
”Korban pun mengalami pingsan berkali-kali karena trauma yang dialaminya dan sangat sulit dihilangkan kalau tidak secepatnya ditangani ahlinya,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, siswi kelas tiga MTs di Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, hilang pada Selasa (18/3) sore lalu saat akan belajar di rumah teman guna menghadapi Ujian Nasional (Unas). Namun, pada sore harinya, dia telepon ke rumah, dengan suara menjerit. Setelah itu telepon putus. Saat itulah orang tua langsung mencari anaknya.
Sesuai pengakuan korban, sore itu dia didekati pria berkendaraan sepeda motor yang menawari mengantarkan. Ia berkali-kali menolak. Tapi, si pria yang tak dikenal itu memaksanya.
Gadis tersebut, lantas dibawa ke sebuah perbukitan. Sesampainya di lokasi, korban sempat berupaya menelepon ibunya. Tapi, dia hanya mampu menjerit tanpa berkata apa pun karena ponselnya dirampas pelaku. Selanjutnya, ia diperkosa oleh si pria itu.
Setelah dari bukit, korban tidak dilepas. Dia malah disekap di rumah kos-kosan. Di sana, terdapat sembilan pria lain yang semuanya teman penculik. Di indekos itulah, korban dipaksa melayani sepuluh pria hingga akhirnya dilepas pada Sabtu (22/3) lalu. Hingga saat ini, polisi baru menangkap satu pelaku. Sembilan orang lainnya masih buron.(ag/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh Video Sekelompok Remaja Gerayangi Siswi SMP
Redaktur : Tim Redaksi