Komnas PA: Seluruh Anak Indonesia Harus Terbebas dari BPA

Senin, 13 Desember 2021 – 21:35 WIB
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait saat konferensi pers di Surabaya. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komnas Perlindungan Anak (PA) dengan tegas menyatakan bahwa seluruh anak Indonesia, baik balita maupun yang masih di dalam kandungan harus terbebas dari Bisphenol A (BPA).

Hal itu disampaikan Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, pada acara diskusi peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia bertema 'Hak Hidup Anak, Bebaskan dari Bispheno A yang Mengancam. Demi Kepentingan Anak, Ayo Dukung Pelabelan BPA Sekarang Juga'.

BACA JUGA: Komnas PA Dukung BPOM Segera Labeli Wadah Plastik Mengandung BPA

Arist memberikan dukungan kepada BPOM selaku pemegang regulator untuk memberikan label peringatan BPA pada kemasan plastik dengan kode No.7 yang terbuat dari polycarbonat.

Dia mengatakan kemasan plastik itu mengandung zat BPA yang berbahaya bagi usia rentan, yaitu bayi, balita, dan janin pada ibu hamil.

BACA JUGA: Komnas PA dan PAUD Institute Ingatkan Masyarakat Soal Bahaya BPA

"Untuk keberlangsungan hak hidup anak, negara tidak boleh kalah dengan industri," kata Arist, di Auditorium Komnas Perlindungan Anak, belum lama ini.

Menurutnya negara wajib melindungi dan membebaskan anak dari bahaya apa pun bentuknya yang dapat mengancam kehidupan akibat BPA.

BACA JUGA: Meski Dinilai Lamban, BPOM Akan Labeli Kemasan Plastik Mengandung BPA

"Kami mendukung BPOM melakukan pelabelan BPA free yang jelas agar dapat diketahui masyarakat," tuturnya.

Dia mengungkapkan rancangan Perka BPOM untuk memberi label wadah plastik mengandung bahan polycarbonat dan BPA telah berproses untuk pengesahan.

"BPOM telah sejalan dengan semangat Hak Asasi Manusia, terutama bagi anak-anak di mana hak hidup sehat harus mendapat perhatian khusus," ujarnya.

Zat kimia BPA pada kemasan plastik dengan kode No.7, secara akumulatif dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti, kanker, tumor, kelahiran bayi prematur, syaraf dan autis.

Pakar Pendidikan Autis dr Imaculata Sumiyati mengatakan menangani anak yang autis lebih sulit jika dibandingkan mencegahnya.

Cara mencegah anak autis salah satunya dengan memberi makan dan minuman yang tidak mengandung zat yang berbahaya bagi usia rentan.

Dia mencontohkan saat membuat susu untuk bayi yang cenderung airnya hangat sampai panas. Proses inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya peluruhan zat BPA pada kemasan plastik yang kemudian di minum oleh bayi.

"Secara akumulatif dapat menimbulkan berbagai penyakit. Inilah yang kemudian bisa berakibat anak cacat atau terkena auitis," jelasnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler