jpnn.com - SURABAYA - Ada yang menarik di kandang Komodo KBS kemarin siang (11/12). Lima keeper KBS tampak bersusah payah menaklukkan satu per satu komodo berukuran besar. Hewan reptil langka tersebut harus ditenangkan sebelum disuntik antiparasit oleh dokter yang bertugas.
Penyuntikan itu merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit cacingan yang kerap diderita beberapa satwa KBS. Tidak terkecuali komodo. Bahkan, kematian komodo beberapa waktu lalu disebabkan perut binatang langka itu penuh cacing.
Zat bernama Anthelmintics diberikan kepada komodo setiap 3 bulan sekali. Upaya tersebut dilakukan karena penyakit cacingan pada komodo bisa berakibat serius, bahkan kematian.
Drh Liang Kaspe, pelaksana tetap (Plt) direktur operasional (Dirops) PDTS, mengungkapkan bahwa virus parasit dan cacing sangat subur dan cepat berkembang biak di iklim tropis. Selain itu, penyakit cacingan mudah menular. Khususnya melalui feses. Menurut Liang, komodo sering menjulur-julurkan lidah untuk mengenali sesuatu dan tidak jarang pula pada feses mereka sendiri. Dengan begitu, potensi tertular tinggi.
Kemarin baru enam ekor komodo yang disuntik. Perinciannya, 4 jantan dan 2 betina. Seluruhnya merupakan komodo di kandang nomor 1. Sisanya baru disuntik hari ini.
Ketika diberi suntikkan, kondisi satwa memang harus dipersiapkan dan tidak boleh makan sebelum disuntik. Karena itu, proses tersebut tidak bisa diselesaikan dalam sehari. Sebab, ada puluhan komodo yang dimiliki KBS.
Liang menambahkan, penyuntikkan rutin itu tidak hanya diberikan pada reptil, tetapi juga hewan lainnya seperti mamalia. Sebab, parasit cacing juga bisa menyerang hewan mamalia. Beberapa hari mendatang, harimau, babi, rusa, dan singa juga disuntik.
Menurut dokter berkacamata itu, saat ini KBS terhitung memiliki 57 ekor komodo dan 20 butir telur yang akan menetas. Telur itu diperkirakan menetas pada Maret mendatang. Namun, tidak dapat dipastikan telur tersebut bisa menetas seluruhnya atau tidak. ''Saya tidak bisa menjamin ke-20 telur menetas semua,'' tutur Liang. (shy/mas/end)
BACA JUGA: Puting Beliung Sapu Belasan Rumah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Solusi Permanen Harus Bangun Pembangkit
Redaktur : Tim Redaksi