Komplikasi dari Diabetes Berpotensi Sebabkan Kebutaan

Selasa, 22 Oktober 2013 – 08:43 WIB

jpnn.com - DIABETIC retinopathy (DRP) telah lama menjadi ancaman para penderita diabetes. Meski secara global angka prevelensinya masih terbilang kecil, yakni 3 persen, penyakit itu tetap perlu diwaspadai.

Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah screening mata bagi penderita diabetes. DRP adalah komplikasi vaskular (berhubungan dengan pembuluh darah) yang terkait dengan diabetes.

BACA JUGA: Ingin Anak Bertubuh Tinggi? Rajinlah Minum Susu Saat Hamil

Menurut spesialis mata dari RSUD dr Soetomo dr Muhammad Firmansyah SpM, penderita DRP di Surabaya semakin meningkat. Namun, secara angka dia belum bisa memastikan. Sebagai gambaran, di poli mata-retina RSUD dr Soetomo saja, lanjut dia, di antara 40 pasien per hari, hampir 70 persen mengidap gejala DRP. "Ini yang di RSUD dr Soetomo, belum di rumah sakit lain," ujarnya Senin (21/10).

Jika dulu penderita DRP berkisar 40-50 tahun, saat ini penderitanya menyentuh usia 30 tahun. "Paling muda saya temui usia 30 tahun sudah terkena DRP," imbuhnya.

BACA JUGA: Waspadai Kosmetik Berbahaya

Kenaikan itu semata karena pola hidup yang semakin tidak terkontrol. Misalnya, pola makan serta gaya hidup yang tidak sehat. Indikasi DRP, menurut Firman, bisa dilihat dari gambaran pembuluh darah yang abnormal pada retina mata. Jika demikian, harus diwaspadai adanya diabetes.

"Kalau ada pembuluh darah yang abnormal pada retinanya, saya sarankan langsung ke penyakit dalam untuk segera memeriksakan kondisi karena kemungkinan besar diabetes," ujarnya.

BACA JUGA: Gemuk tapi Sehat itu Benar-benar Ada

Alumnus FK Unair itu juga menjelaskan, DRP terdiri atas dua jenis, yakni nonproliferatif dan proliferatif. Nonproliferatif boleh dibilang stadium awal. Artinya, pembuluh darah yang rusak tidak berpotensi kebutaan.

Sementara itu, proliferatif berbahaya karena pembuluh darah yang rusak membuat pembuluh darah baru yang abnormal. Pecahan pembuluh darah tadi menyebar ke seluruh mata hingga mengakibatkan kebutaan.

Dia juga menjelaskan, DRP berbeda dengan kebutaan yang disebabkan penyakit katarak yang bisa sembuh dengan operasi. Kebutaan akibat DRP tidak bisa pulih karena sel retina yang rusak tidak bisa diperbarui.

"Kalau katarak, dioperasi bisa berfungsi lagi. Sedangkan, DRP sudah tidak bisa," terangnya. (dha/c6/ayi)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selain Turunkan Kolesterol, Statin Ampuh Turunkan Risiko Demensia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler