Gemuk tapi Sehat itu Benar-benar Ada

Senin, 21 Oktober 2013 – 17:08 WIB

jpnn.com - KELEBIHAN berat badan dan obesitas seringkali dikaitkan dengan penyakit kronis seperti diabetes ataupun penyakit jantung. Tapi sebuah studi baru menemukan bahwa obesitas sehat itu benar-benar ada.

Faktanya, satu dari empat orang yang obesitas ternyata tergolong ke dalam kelompok orang-orang yang walaupun gemuk tapi tetap sehat dan bugar, atau biasa disebut dengan healthy obesity.

BACA JUGA: Selain Turunkan Kolesterol, Statin Ampuh Turunkan Risiko Demensia

Selain tubuhnya yang bugar, tekanan darah mereka pun normal, begitu juga dengan kadar gula darah mereka yang tidak begitu tinggi.

Sebuah studi dari Italia yang berlangsung selama 15 tahun juga menemukan bahwa orang yang termasuk ke dalam obes sehat ini cenderung tidak mengidap kanker atau penyakit jantung, serta tidak berisiko meninggal lebih cepat dibandingkan orang-orang yang berat badannya normal.

BACA JUGA: Tinta Tato Dikhawatirkan Dapat Menyebabkan Kanker

Studi baru dari Jerman ini menyatakan menjadi gemuk dan sehat dapat mengurangi risiko penyakit yang dialami seseorang, meski risikonya tidak sepenuhnya hilang. Mereka menduga gen-lah yang berperan di balik hal ini. Dan jika orang-orang bisa mengetahui bagaimana cara tubuh menahan dirinya dari kelebihan berat badan, tampaknya dapat dijadikan pegangan bagi orang-orang yang obesitas tapi tidak sehat.

Dalam hal ini, tim peneliti dari German Institute of Human Nutrition dan University of Tubingen tersebut mengkritik metode yang banyak digunakan dokter pada umumnya, yaitu menentukan ukuran pasien hanya dari berat dan tinggi badan untuk menghitung indeks massa tubuh atau BMI-nya.

BACA JUGA: Celana Dalam Seksi Berisiko Bikin Vagina Terinfeksi?

Menurut mereka BMI itu bukanlah faktor yang memadai untuk menentukan apakah seseorang dikatakn obes atau tidak karena tak dapat membedakan antara otot dan lemak.

Padahal banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memvonis seorang pasien itu obesitas atau tidak, misalnya lingkar pinggang, tekanan darah dan tempat penyimpanan lemaknya.

Dengan kata lain jika berpedoman pada perhitungan BMI maka itu sama artinya mengatakan bahwa banyak atlit olahraga yang tergolong obesitas.

Kendati begitu, mereka mengakui jika temuan ini masih harus dipastikan dengan studi-studi lanjutan. Dan pada waktu yang bersamaan, peneliti tetap mendorong agar para penderita obesitas melaksanakan program diet atau penurunan berat badan.

"Upaya pencegahan terhadap obesitas melalui keaktifan fisik dan pola makan sehat memang harus disebarluaskan. Kami juga memperingatkan bahwa orang-orang yang obes sehat sekalipun tak bisa hidup terus seperti itu," kata medical director of charity Weight Concern, Dr Ian Campbell, seperti dilansir laman Daily Mail, Minggu (20/10).(fny/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diterpa Isu Kesehatan, Penjualan Diet Coke Turun Drastis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler