jpnn.com - STATIN, obat yang biasa diresepkan untuk menurunkan kadar kolesterol sekaligus mencegah serangan jantung dan stroke, bisa menurunkan kemungkinan terjadinya Alzheimer. Hal ini berdasarkan studi terhadap hampir 58.000 pasien.
Peneliti memeriksa sampel acak dari satu juta pasien yang tidak mempunyai riwayat demensia dan melacaknya selama hampir lima tahun. Peneliti di Taiwan menemukan bahwa dokter telah meresepkan statin dosis tinggi pada pasien yang memiliki kemungkinan 30 persen terkena demensia selama pengobatan, dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi obat-obatan.
BACA JUGA: Tinta Tato Dikhawatirkan Dapat Menyebabkan Kanker
Studi ini mengidentifikasi 57.669 pasien usia di atas 65 tahun yang tidak mempunyai riwayat demensia pada tahun 1997 dan 1998. Ada 5.516 diagnosa demensia baru selama kurang lebih 4,5 tahun masa penelitian.
Pada studi ini ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi statin dosis tinggi bisa mengurangi risiko demensia hampir dua pertiga.
BACA JUGA: Celana Dalam Seksi Berisiko Bikin Vagina Terinfeksi?
"Penelitian sebelumnya sudah mempertimbangkan terapi statin untuk mengerahkan efek yang menguntungkan pada demensia.Tapi, beberapa studi skala besar telah memfokuskan dampak statin pada onset baru yakni demnsia non-vaskular pada populasi usia lanjut," kata Dr.Tin-Tse Lin, seperti dilansir laman Telegraph, Minggu (20/10).
Menurut Tin, pasien yang mendapat statin dosis tinggi mengalami penurunan risiko mengembangkan demensia hingga tiga kali lipat. Para peneliti mengatakan kekuatan obat adalah kunci keberhasilan mereka.
BACA JUGA: Diterpa Isu Kesehatan, Penjualan Diet Coke Turun Drastis
"Statin dosis tinggi seperti atrvastatin dan rosuvastatin menunjukkan hubungan terbalik yang signifikan pada respon pengembangan demensia melalui dosisnya," kata Tin lebih lanjut.
Statin dosis tinggi bisa memberi efek perlindungan terkuat untuk melawan demensia. Dosis statin sendiri dikelompokkan menjadi tinggi, rendah, dan menengah, tergantung pada variasi obatnya.
Ahli jantung telah menyarankan bahwa pasien berusia 50 tahun harus mengonsumsi statin karena obat itu begitu efektif mengurangi kolesterol sejaligus mengurangi risiko stroke dan serangan jantung. Saat ini, dokter biasanya hanya meresepkan obat untuk orang-orang dengan kadar kolseterol tinggi atau sedang.
Tetapi, beberapa ahli percaya bahwa obat yang diresepkan secara luas ini efek sampingnya kerap diremehkan. Tahun lalu, regulator obat di Inggris mengatakan bahwa ratusan ribu orang mengonsumsi statin dalam dosis yang lebih rendah dari seharusnya karena khawatir akan efek samping yang ditimbulkan.
Mereka mengatakan pasien yang menggunakan statin jenis simvastatin bersamaan dengan obat tekanan darah seperti amlodipine dan diltiazem lebih mungkin merasakan sakit dan nyeri.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Berwajah Lebar Cenderung Lebih Sulit Dipercaya
Redaktur : Tim Redaksi