Lembaga Perlindungan Konsumen di Australia Barat memperingatkan kalangan bisnis pariwisata untuk berhati-hati, setelah sebuah perusahaan penyewaan rumah berlibur di Perth, mengalami kerugian $ 50 ribu (sekitar Rp 500 juta) akibat ditipu sindikat asal Nigeria.
David Hillyard, pejabat sementara komisioner Perlindungan Konsumen Australia Barat mengatakan kelompok penipu yang diperkirakan berasal dari Nigeria menggunakan kartu kredit curian dan cerita mengenai pernikahan cara Yunani.
BACA JUGA: Pedansa Paling Muda Berusia 71 Tahun di Ibukota Dansa Australia
"Inilah cara mereka untuk menipu terhadap bisnis yang sebenarnya berusaha memberi layanan baik kepada konsumen," kata Hillyard kepada ABC.
"Bisnis yang tertipu adalah perusahaan yang menawarkan persewaan rumah liburan jangka pendek dan jangka panjang," katanya
BACA JUGA: Peternakan Mungil di Queensland Ini Tampung Binatang Berkebutuhan Khusus
"Mereka dihubungi oleh seorang bernama Kolonel Michael Warner dari Inggris yang melakukan booking unutk delapan orang, untuk menghadiri pernikahan di Perth," jelas Hillyard.
Kartu kredit curian digunakan dalam model penipuan yang canggih yang mengakibatkan kerugian lebih dari $ 50 ribu. (AAP)
BACA JUGA: Perkosa Rekan di Barak, Tentara Australia Divonis Penjara 5 Tahun
Perusahaan itu kemudian melakukan proses pembayaran menggunakan kartu kredit selama enam hari dengan total pembayaran $ 50 ribu.
Mereka kemudian diminta membayar kepada pihak ketiga beberapa kali atas nama kolonel tersebut.
"Kolonel ini mengatakan bahwa penerjemah yang mereka perlukan tidak bisa menerima pembayaran kartu kredit, sehingga dia meminta kepada perusahaan tersebut membayar kepada penerjemah tersebut," kata Hillyard.
Setelah membayar ribuan dollar ke pihak ketiga, perusahaan tersebut baru menemukan bahwa pembayaran kredit yang mereka terima berasal dari kartu kredit yang dicuri.
Bank menolak membayar sehingga perusahaan di Perth ini harus menanggung kerugian.
"Hal seperti ini sebenarnya sudah diketahui oleh kalangan perhotelan, dan mereka selalu memastikan pembayaran sudah dilakukan," kata Hillyard lagi.
"Pengelola akomodasi jangka pendek belum banyak menjadi sasaran, dan itulah sebabnya kami menyebarkan informasi ini," tambahnya.
Hillyard mengatakan nama Kolonel Warner sudah digunakan berulang kali oleh komplotan penipu asal Nigeria.
"Sayangnya, bila saja perusahaan ini melakukan pencarian di internet terlebih dahulu, mereka akan menemukan bentuk penipuan seperti ini," katanya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komunitas Hukum Muslim Australia Tentang Perintah Pengawasan Bagi Tersangka Teroris Anak