Kompol Rossa Berulah, Staf Hasto Jadi Kesulitan Menafkahi Keluarga di Rumah

Rabu, 12 Juni 2024 – 23:21 WIB
Pengacara Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ronny Talapessy bersama Kusnadi di kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (12/6). Dokumentasi DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Staf Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kusnadi mengaku saat ini kesulitan mengirim nafkah untuk keluarga di kampung halaman, Brebes, Jawa Tengah.

Sebab, kata dia, buku tabungan, kartu ATM, dan ponsel miliknya disita penyidik KPK Kompol Rossa Purbo Bekti.

BACA JUGA: Usman Sulit Melihat Proses Hukum terhadap Hasto PDIP Demi Kepentingan Yuridis

Kusnadi berbicara demikian setelah mengadukan tindakan Kompol Rossa pada Senin (10/6) kemarin ke Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (12/6).

"Sampai sekarang belum, belum bisa menafkahi, karena kemarin juga saya ponselnya disita juga," kata Mas Kus sapaan Kusnadi di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu.

BACA JUGA: Diperiksa Paksa Kompol Rossa, Staf Hasto Mengadu ke Komnas HAM

Kusnadi memang menjadi sosok yang mendampingi Hasto selama menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin kemarin.

Kusnadi berada di lantai dasar ketika Hasto sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik di sebuah ruang di Gedung KPK.

BACA JUGA: Setelah Peristiwa Perampasan Kompol Rossa, Staf Hasto Datang ke Komnas HAM Buat Aduan

Namun, seseorang menggunakan topi dan masker yang belakangan diketahui sebagai Kompol Rossa, mendekat ke Kusnadi dengan alasan dipanggil Hasto.

Kusnadi rupanya tidak bertemu Hasto di lantai dua Gedung KPK dan yang bersangkutan malah diperiksa secara paksa serta barang bawaan disita.

Kusnadi mengatakan isi buku tabungan yang disita Kompol Rossa seharusnya untuk keluarga dengan saldo tidak sampai sejuta.

"Ada, ATM sama buku tabungan yang isinya juga enggak seberapa, enggak ada Rp 1 juta," kata pria yang juga berprofesi sebagai petani bawang itu.

Adapun, Kusnadi mengaku menjalani pemeriksaan paksa selama tiga jam oleh dua penyidik dan mengalami beberapa kali bentakan.

"Dibentaknya, sudah kamu diem saja. Cuma, kan, saya orang biasa, saya takut," kata dia.

Dia mengaku sebenarnya tidak tahu alasan penyidik KPK secara tiba-tiba memeriksanya selama tiga jam.

"Katanya buat pembuktian, enggak tahu saya enggak tahu itu pembuktian apa, saya enggak tahu," kata dia. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler