Kompolnas Ingin Penembak Polisi Dihukum Mati

Sabtu, 14 September 2013 – 19:35 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Kompolnas Adrianus Meliala menyatakan bahwa pelaku penembakan terhadap aparat kepolisian harus diganjar dengan ancaman hukuman yang maksimal. Tujuannya, agar ada efek jera kepada para pelakunya.

"Dari segi hukum kalau membunuh polisi harus dikenakan ancaman maksimal. Kalau perlu ancaman hukuman mati," kata Adrianus dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (14/9).

BACA JUGA: Curiga Mistis Kekuasaan jadi Motif Pencurian Koleksi Museum Nasional

Ia menuturkan, penyerangan dengan menembak aparat kepolisian merupakan model baru yang dilakukan kelompok radikal. Sebelumnya, cara mereka membuat teror dengan melakukan pengeboman.

"Kelompok radikal mengubah caranya. Sejak Densus menekan kasus tersebut, dari segi pembuat bom itu ditangkapi, dihukum mati, perangkat-perangkatnya dipenjara, masalah pendanaannya juga dipotongi. Maka mereka harus membuat taktik baru," kata Adrianus.

BACA JUGA: Kerahkan KRI dan Pasukan Katak untuk Atraksi

Guru besar kriminologi di Universitas Indonesia itu menambahkan, selanjutnya kelompok radikal membuat serangan senyap, yakni melalui perang psikologis dengan menyerang para anggota kepolisian yang dianggap sebagai musuh mereka. "Mulai dilakukan di Poso, Solo, Tasikmalaya, dan Jakarta," kata Adrianus.

Seperti diketahui, aksi penembakan aparat terjadi belakangan ini. Pada 27 Juli 2013, anggota Satlantas Polres Metro Jakarta Pusat Patah Sektyono ditembak di Cireundeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Selanjutnya, pada 7 Agustus 2013, anggota Satuan Binmas Polsek Cilandak Polres Metro Jakarta Selatan Aiptu Dwiyatna juga ditembak di Gang Mandor Jl. Otista Raya Ciputat, Tangerang Selatan.

BACA JUGA: Polri, TNI, BIN Didesak Bentuk Tim Khusus

Kemudian anggota Satuan Babinkamtibmas Aiptu Kus Hendratmo dan anggota Satuan reserse Polsek Pondok Aren Tangerang Selatan Bripka Ahmad Maulana ditembak pada 16 agustus 2013.

Lalu, anggota Provost Direktorat Polisi Air dan Udara Baharkam Polri, Aipda Anumerta Sukardi tewas ditembak pada 10 September 2013 lalu di depan gedung KPK.

Terakhir, anggota Sabhara Mabes Polri Briptu Ruslan Kusuma yang ditembak orang tidak dikenal. Diduga, pelaku penembakan ini adalah kawanan pencuri lantaran saat beraksi para pelaku langsung mengincar motor Kawasaki Ninja 250cc milik korban dan membawanya. (gil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Capres Lagi, Wiranto Dianggap Tak Koreksi Diri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler