Komposisi Dosen di Sejumlah Provinsi Berdasarkan Kualifikasi Akademiknya

Minggu, 09 Oktober 2016 – 08:53 WIB
Menristekdikti Muhammad Nasir. Foto: Agus Wahyudi/dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Komposisi dosen bergelar akademik S2 (magister) dengan S3 (doktor) masih timpang. Kementerian Riset, Tekonologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenrsitekdikti) berupaya menggenjot jumlah dosen bergelar akademik doktor. 

Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi.

BACA JUGA: Taruna Angkatan Laut ASEAN Berlayar Singgahi 6 Kota

Berdasarkan data di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti) jumlah dosen bergelar akademik S1 masih ada 45.792 orang. 

Kemudian yang bergelar S2 ada 160.825 orang dan berijazah S3 ada 30.051 orang. Dari statistik itu, terlihat jelas timpangnya jumlah dosen bergelar S2 dengan S3. 

BACA JUGA: Mendikbud: Guru Harus Punya Tiga Modal Ini

Pemerintah mengejar populasi dosen bergelar doktor minimal separuh dari yang bergelar magister.

Menristekdikti Muhammad Nasir menjelaskan salah satu upaya meningkatkan jumlah dosen bergelar doktor adalah melalui beasiswa unggulan dosen Indonesia (BUDI). 

BACA JUGA: Jajanan‎ Tidak Sehat di Sekolah Marak, Ini Saran untuk Ortu

’’Sebenarnya minat para dosen untuk meningkatkan kualifikasi dari S2 ke S3 cukup tinggi,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Itu terlihat dari pendaftar beasiswa BUDI dalam negeri angkatan 2016 yang mencapai 9.257 orang. Karena keterbatasan anggaran, kuota yang tersedia hanya 2.000 orang dosen. 

Nasir berharap tahun depan kuota beasiswa peningkatan kualifikasi dari S2 ke S3 itu bertambah.

Dia berharap kepada seluruh peserta beasiswa BUDI untuk belajar sebaik-baiknya. Setelah lulus bisa kembali berkontribusi di kampus masing-masing. 

Dia berpesan supaya penerima beasiswa BUDI ini nantinya menghasilkan publikasi ilmiah internasional maupun nasional.

Kepada kampus yang ditunjuk menjadi tuan rumah program beasiswa BUDI, diminta untuk menjaga iklim akademik yang kondusif. 

’’Sebab berpengaruh besar terhadap perkembangan pembelajaran,’’ jelasnya. Selain itu interaksi antara dosen dan mahasiswa yang berkualitas harus dijaga. 

Sebab kunci utama pendidikan pascasarjana adalah interaksi antara dosen dengan mahasiswanya.

Beasiswa BUDI ini merupakan kerjasama Kemenrsitekdikti dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). 

Di Kemenristekdikti beasiswa ini ditangani oleh Ditjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (SD Iptek-Dikti). 

Dirjen SD Iptek-Dikti Ali Ghufron Mukti menuturkan para dosen yang masih S2 atau bahkan S1 diharapkan untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya.

Data yang dia himpun menyebutkan sekitar 70 persen dosen di Indonesia masih berkualifikasi S1 dan S2. Sementara usianya masih di bawah 45 tahun. 

’’Jadi masih ada waktu untuk meningkatkan kualifikasinya,’’ kata mantan wakil menteri kesehatan itu. 

Dia berharap ketika biaya kuliah sudah ditanggung negara, para dosen yang lulus bisa konsentrasi belajar. (wan/sam/jpnn)

Komposisi Dosen di Sejumlah Provinsi berdasarkan kualifikasi akademiknya:

1. DKI Jakarta – S1 : 4.474 – S2 : 17.357 – S3 : 3.735

2. Jawa Timur – S1 : 4.015 – S2 : 21.379 – S3 : 4.410

3. Jawa Tengah – S1 : 2.769 – S2 : 14.124 – S3 : 2.495

4. DI Jogjakarta – S1 : 1.135 – S2 : 8.187 – S3 : 2.413

5. Jawa Barat – S1 : 5.609 – S2 : 19.122 – S3 : 4.989

6. Banten – S1 : 1.222 – S2 : 4.676 – S3 : 487

Nasional – S1 : 45.792 – S2 : 160.825 – S3 : 30.051

Sumber : Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti) Kemenristekdikti

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buku Penjaskes Tidak akan Ditarik, BSNP: Tarik Dulu Majalah Porno!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler