jpnn.com, JAKARTA - Komunitas Anak Bangsa (KAB) meminta Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia. KAB meminta Jokowi bukan menjadi presiden partai agar tugas kebangsaan bisa dituntaskan.
"Tidak bisa dipungkiri adanya benturan kepentingan politik sempit yang membuat ruang gerak presiden untuk bekerja optimal jadi terbatas," kata Juru Bicara KAB Andre Vuncent Wenas dalam sebuah diskusi bertajuk 'Presiden Rakyat Bukan Presiden Partai', di Dapur Ciragil, Jakarta Selatan, Rabu (28/8).
BACA JUGA: Yakin Pemindahan Ibu Kota Tuntas sebelum Masa Jabatan Jokowi Berakhir
Hal yang sama juga diungkapkan Romo Frans Magnis Suseno. Romo Magnis meminta Jokowi menjadi presiden semua suku dan agama rakyat Indonesia.
"Jangan ada istilah Jokowi dipilih oleh latar belakang suku atau agama lagi. Sebab, ke depan Jokowi berhadapan dengan tugas menyatukan Indonesia di bawah kerangka Pancasila," ungkap Romo Magnis.
BACA JUGA: TIM Balikpapan Apresiasi Jokowi Terkait Penetapan Ibu kota Baru RI
BACA JUGA: Ujang: Parpol Tak Berani Menolak Kebijakan Jokowi, Cari Aman
Romo Magnis menyadari, wawasan keislaman menguat di periode kedua Jokowi memimpin Indonesia. Dia pun berharap wawasan keislaman yang menguat itu berada dalam kerangka Pancasila.
BACA JUGA: Simak! Arahan Jokowi Jelang PON dan Peparnas Papua 2020
"Islam di Indonesia ke depan, akan mengalami kebangkitan. Tentunya dengan harapan tetap dengan wajah Islam yang demokratis," ujar dia.
Di sisi lain, cendekiawan muslim Habib Salim Djidan meminta semua elemen bangsa mengawal kebijakan Jokowi. Terutama untuk memastikan Jokowi tidak diintervensi partai saat mengeluarkan kebijakan.
"Rakyat harus terlibat aktif dalam mengontrol dan mengawasi kebijakan pemerintah agar presiden tidak didikte oleh partai politik. Jangan jadi pendukung yang cuma enggih-enggih," timpal dia. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Pak Jokowi Pindahkan Ibu Kota RI dari DKI
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan