jpnn.com - Komunitas Anak Muda Pecinta Seni Jakarta Selatan mengadakan acara diskusi dan pentas seni stand up comedy bertema Nawacita Membangun Ceria Ke-2 di kawasan Tandean, Jakarta Selatan.
Acara ini dilaksanakan sebagai wujud keprihatinan generasi muda milenial, terhadap dinamika politik dan ekonomi dalam negeri, beberapa waktu belakangan ini, terutama memasuki tahapan kampanye pada Pemilihan Presiden 2019.
BACA JUGA: Bersilaturahmi ke Pesantren, Jokowi Bahas Isu PKI
Komikus Andis dalam penampilannya mengatakan, masyarakat tidak perlu terpancing untuk ikut menyalahkan pemerintahan Jokowi, tentang ketersediaan lapangan kerja.
Sebab, salah satu program pembangunan Presiden Jokowi yaitu pengentasan kemiskinan, yang mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dalam menciptakan lapangan kerja, bukan hanya mencari kerja.
BACA JUGA: Semoga Optimisme Sandi Tak Ulangi Kekeliruan Prabowo di 2014
"Upaya pemerintah menurunkan angka pengangguran, perlu diimbangi dengan pengembangan diri masing-masing pribadi, agar tetap bisa survive dan tidak menganggur” kata Andis, Sabtu (21/10).
Andis meminta warga mulai lebih banyak menilai sisi positif dari kinerja pemerintahan Jokowi. Sebab, jika sisi negatifnya lebih dominan maka semua upaya Jokowi untuk memajukan bangsa, seolah tidak ada artinya lagi.
BACA JUGA: Kubu Jokowi-Maruf Siap Ladeni Ajakan Debat di Kampus
Lebih lanjut kata dia, program Nawacita Jokowi memang dibutuhkan untuk mengubah mental bangsa Indonesia, sehingga tidak selalu menilai Jokowi dari sisi negatif saja.
“Sulit rasanya menilai kinerja Jokowi hanya dari sisi negatifnya saja, sisi positifnya perlu juga ditampilkan sehingga ada keseimbangan dalam menilai pemerintahan Jokowi,” kata dia.
Sementara komikus Syukron menyatakan, jika terpilih kembali, maka total pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Jokowi, akan melampaui program pembangunan infrastruktur dari masa pemerintahan sebelumnya.
Hal ini merupakan prestasi tersendiri, sehingga sebagai warga masyarakat, kita perlu ikut mendorong agar Jokowi dapat menyelesaikan program pembangunan yang telah dilaksanakannya.
“Menyelesaikan pembangunan infrastruktur, tidaklah mudah, perlu kehati-hatian dan kecermatan, agar semua program bisa terlaksana dengan baik,” kata Syukron.
Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto mengatakan, kondisi bangsa di bawah kepemimpinan Jokowi cukup stabil. Mengenai kondisi ekonomi negara saat ini, Hari menilai itu dampak dari perang dagang.
“Secara fundamental perekonomian Indonesia pada tahun 1998 memang terpuruk, sehingga mengakibatkan kejatuhan pemerintahaan Indonesia saat itu,” kata Hari.
Sedangkan situasi ekonomi saat ini, fundamental ekonomi Indonesia terhitung masih kuat, karena berbagai program pembangunan pemerintah yang mendorong sector produktif, akan segera dirasakan hasilnya, dan itu merupakan modal dasar untuk mendorong perekonomian Indonesia lebih maju di masa depan.
Selain itu, penurunan perekonomian Indonesia saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti adanya perang dagang antara Amerika dengan Tiongkok, yang dampaknya tidak akan sampai menjatuhkan kehidupan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
"Perang dagang Amerika dengan Tiongkok, memang berdampak pada penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar, namun masih dapat diatasi,” pungkas Hari. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usulkan Debat di Kampus agar Akademisi Kuliti Program Capres
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga