Sore itu awalnya sama seperti hari biasanya untuk Renny Soumokil.

Ia menghabiskan waktunya dengan menonton tayangan berita di televisi.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Wali Kota Paris Berenang di Sungai Untuk Buktikan Kebersihannya

"Sepintas saya lihat wajahnya [dari foto] kok enggak asing, saya pikir jangan-jangan Annette ... dari situ saya ikuti semua news di semua channel dan baru yakin itu memang Annette," kata Renny.

Berita tersebut melaporkan seorang pria yang dituduh membunuh seorang perempuan, yang kemudian jasadnya ditemukan di fasilitas pengolahan sampah di kawasan Epping, sebelah utara Melbourne.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Donald Trump Resmi Mengumumkan Calon Wakil Presiden Pilihannya

Stephen Fleming, usia 45 tahun, didakwa melakukan pembunuhan terhadap Annette Brennan yang berusia 67 tahun. Polisi membekuk Stephen seminggu setelah jasad Annette ditemukan.

Polisi yakin sebelum ditemukan di Epping, jenazah Annette dimasukkan ke dalam tong sampah yang diangkut dari sebuah properti di daerah Coolaroo, sekitar 20 kilometer dari pusat kota Melbourne.

BACA JUGA: Gamelan Membuktikan Jika Teori Phytagoras Soal Musik yang Harmonis Bisa Jadi Salah

"Saya enggak sangka ... Ya ampun, Tuhan, orang baik kok meninggalnya kayak begitu, ditaruh di tempat sampah?" tutur Renny kepada ABC Indonesia sambil terisak.

"Orangnya baik, tipe yang mind your own business kayaknya, kok ya tega banget sih [pembunuhnya]? Ya ampun," tambahnya.

Hubungan antara Annette dan tersangka pembunuhnya masih belum diungkap Polisi Victoria, tetapi diketahui Stephen menyewa salah satu kamar di rumah Annette di Hilgay Street, Coolaroo, tempat dia baru saja pindah.Aktif di gereja Indonesia di Melbourne

Renny pertama kali mengenal Annette Brennan sekitar 15 tahun yang lalu, saat pertama kali Annette datang ke kebaktian gereja komunitas Indonesia, Brunswick Indonesian Uniting Church (BIUC).

"Annette datang ke gereja kami karena dia suka menyewakan kamar di rumahnya untuk student dari Indonesia, kebanyakan dari Manado ... dia ke gereja tiap minggu dan pulangnya selalu kami anterin karena dia tinggal [waktu itu] di Ormond, on the way ke rumah kami di Springvale."

"Dia orangnya friendly tapi dia tuh kept it to herself, " tambah Renny yang menuturkan kalau Annette nyaris tidak pernah membagikan kehidupan pribadinya secara rinci.

Renny juga mengenang Annette sebagai orang yang suka membantu aktivitas gereja.

"Kalau di gereja, selesai kebaktian dia ke dapur, kadang-kadang masak atau bawa makanan," kata Renny.

"Cuman dia orangnya kalau bawa makanan enggak pernah mau dikasih garam ... kami suka bercanda, 'masaknya enggak enak nih karena enggak pakai garam', tapi dia bilang 'enggak apa-apa, yang penting kan saya sehat', itu yang saya ingat."

Tetapi kebersamaan Annette dan Renny dan BIUC terputus oleh pandemi COVID-19, saat Melbourne mengalami lockdown, sebelum akhirnya Annette pindah ke kawasan Coolaroo.

Renny mengaku terakhir kali menelepon Annette untuk menanyakan kabarnya sekitar enam bulan yang lalu, tetapi teleponnya diangkat oleh mesin penjawab.Lebih dari sekadar 'mencari komunitas'

Pendeta Lingky Hartono Widodo adalah salah satu pendeta yang pernah melayani di BIUC.

Ia mengingat Annette sebagai sosok yang memperkenalkan dirinya sebagai seorang guru Bahasa Inggris yang sangat suka dengan budaya Indonesia, suka dengan orang Indonesia, dan pernah tinggal di Indonesia serta bisa berbahasa Indonesia.

"Soal bagaimana keramahan, akrabnya, dan aktifnya Annette, saya yakin teman-teman lain banyak punya pengalaman dan bisa menceritakannya."

"Tetapi di mata saya sebagai pendeta, yang spesial dari Annette adalah dia benar-benar menyimak dan mendiskusikan khotbah yang saya sampaikan," kenang Pendeta Lingky.

"Dia betul-betul serius dan mengerti yang Firman Tuhan sampaikan, karena dia bisa berkomentar 'saya suka Firman Tuhan yang Anda sampaikan karena Anda membahasnya dari angle yang berbeda' ... tidak semua jemaat sampai ke tahap itu," kenang Pendeta Lingky.

"Berarti saya bisa simpulkan, dia datang ke gereja bukan hanya bersekutu, bukan hanya mencari komunitas, dia tidak memperlakukan gereja bukan hanya sekadar social club."

Pendeta Lingky menerima kabar kematian Annette melalui pesan singkat dari salah satu jemaatnya. 

Ia mengaku kaget saat membacanya.

 "Kok bisa ya terjadi seperti itu, kok ya Tuhan izinkan itu terjadi? Saya bertanya tapi saya tidak bisa menjawab itu kenapa, ... ya itu kedaulatan Tuhan sampai itu terjadi, saya tidak tahu itu kenapa."

"Itu tetap satu misteri, dan kita beriman di situ: Tuhan yang selalu membimbing kita, kalau Tuhan sampai izinkan itu terjadi ya itu beyond  our understanding sebagai manusia," ujarnya.

Semasa hidupnya, Annette Brennan tercatat pernah bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di beberapa kursus bahasa dan pelatihan sejak tahun 2012.

Di tahun 2020, Annette bekerja sebagai tutor online untuk Australian Education Management Group, sebuah perusahaan yang mempromosikan pertukaran budaya dan bahasa antara Australia dan Tiongkok.

Saat lockdown COVID-19 diberlakukan dengan ketat di negara bagian Victoria, Annette sempat menyanyikan sebuah lagu gereja untuk para pekerja medis dan mereka yang kehilangan nyawanya akibat virus corona.

Salah satu baitnya jika diterjemahkan berbunyi demikian:

Aku tak takut, kar'na Kau dekat;

Susah tak pahit duka tak berat.

Kubur dan maut, di mana jayamu?

Tuhan yang bangkit tinggal sertaku!

Lagu yang sama dinyanyikan oleh jemaat Brunswick Indonesian Uniting Church untuk mengenang Annette, Minggu kemarin (14/07).

"Saya berharap kasus ini bisa terungkap, sebagai manusia kita penasaran juga kan kok bisa terjadi seperti ini," ujar Pendeta Lingky.

"Kalau Annette, dia sudah pasti masuk surga, karena dia orang baik," tutup Renny. 

Menurut laporan sejumlah media, sebuah dokumen menunjukkan rumah yang ditempati Annette terjual pada bulan Februari lalu seharga A$545.000, dan Annette diketahui menyewakan kamar-kamar di rumahnya pada tahun-tahun sebelumnya.

Stephen saat ini sedang ditahan hingga kasusnya disidangkan kembali pada 8 Januari 2025.

Pengadilan menyebut pengumpulan barang-barang bukti akan tertunda karena sejumlah alasan, termasuk tempat kejadian yang perlu direka ulang dan diperiksa.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Tersangka Percobaan Pembunuhan Donald Trump Tewas Ditembak

Berita Terkait