Komunitas LareMasjid, Kumpulan Anak Muda Berhati Mulia

Sabtu, 26 Januari 2019 – 00:14 WIB
Anggota Komunitas LareMasjid sibuk membersihkan salah atu masjid di Gunungkidul belum lama ini. Foto: GUNAWAN/RADAR JOGJA

jpnn.com - Suharyanto warga Selang, Wonosari, Yogyakarta, menggagas berdirinya Komunitas LareMasjid pada 19 September 2017. Dia mengkoordinir remaja untuk turun gunung aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, yakni membersihkan lingkungan masjid.

"Komunitas LareMasjid pada awalnya beranggotakan karyawan perusahaan percetakan Kamajaya Kreasindo beralamatkan di jalan Mgr Sugiyo Pranoto nomor 69, Baleharjo, Wonosari," kata Suharyanto kepada Radar Jogja (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Calon Penumpang Lion Air Wajib Tahu: Bukan Hanya Bagasi Berbayar

Lalu dalam perkembangannya merekrut anggota dari luar perusahaan. Melalui media sosial pihaknya rajin memposting kegiatan bersih-bersih masjid. Dalam postingannya, memperlihatkan aktivitas anak-anak muda dengan riang gembira membersihkan lingkungan masjid.

"Harapan kami, postingan tersebut memantik warganet untuk bergabung secara langsung dalam kegiatan di lapangan," ujarnya.

BACA JUGA: Budidaya Udang Konsep Modern, Kolam Dicor, Pakai Kincir

Suharyanto sendiri merupakan pembina dalam komunitas tersebut. Tugas dan tanggung jawab yang diemban tidak ringan tentu saja. Dia sadar, niat baik juga ada rintangan sehingga masing-masing anggota juga harus saling menguatkan.

"Kepada anggota, saya selalu ingatkan dengan kata-kata inspiratif yakni, waktu membersihkan masjid anggap saja itu membersihkan dosa para anggota juga,” ujarnya.

BACA JUGA: Yang Tersisa dari Pertemuan Presiden Jokowi dengan Pengemudi Transportasi Online

Bagaimana awal mula komunitas memulai aktivitas membersihkan rumah ibadah? Kata dia, di 2017 teman-teman merespon iklim positif dunia pariwisata. Kebiasaan wisatawan beribadah di masjid sekaligus istirahat sejenak menjadi target khusua. Waktu itu jumlah anggota dapat dihitung dengan jari.

"Selain tenaga, kami juga siap dengan peralatan. Pengurus masjid terima beres pojoknya," ucapnya.

Memasuki tahun ketiga, anggota komunitas terus bertambah. Saat ini peserta aktif tercatat mencapai 20 orang. Terdiri dari laki-laki dan perempuan. Pihaknya terus menggencarkan promosi mengenai aktivitas LareMasjid.

"Selama ini penyandang dana dari perusahaan percetakan," ujarnya.

Bagaimana jika job bersih-bersih masjid melimpah? Suharyanto sudah mulai ancang-ancang mencari solusi. Komunitas juga membuka kesempatan bagi donatur untuk menyisihkan rezeki demi keberlangsungan komunitasnya.

Karena sifatnya sukarela, tentu tak ada batasan minimal dan maksimal dalam menerima bantuan.

"Bantuan tenaga tentu tidak kalah penting, karena tidak mungkin dengan anggota terbatas bisa melayani ribuan masjid yang tersebar di berbagai wilayah Gunungkidul," ungkapnya.

Ya. Memang hanya membersihkan masjid, bukan rumah ibadah lain. Alasannya karena faktor keyakinan sehingga Suharyanto meminta penganut agama lain agar memahami.

Apa ada kendala? Alumnus SMK Muhammadiyah Karangmojo tersebut justru tersenyum. Pernah dalam satu dua kesempatan meluruskan informasi yang terpotong. Pengurus masjid beranggapan, komunitasnya hanya siap dengan tenaga saja. "Padahal sarana kebersihan kami juga ready," ucapnya.

Dia berharap, ke depan masyarakat luas tahu dengan aktivitas komunitas LareMasjid. Termasuk mengerti bagaimana cara 'memanggil' para relawan hingga datang ke target sasaran.

"Tinggal telpon saja, atau datang langsung ke tempat kami juga bisa. Lalu janjian kapan dan menentukan jam," terangnya.

Sejauh ini kegiatan berlangsung setiap dua minggu sekali pada saat hari Minggu. Sengaja memilih hari libur agar lebih maksimal. Namun seandainya ada permintaan mendadak tetap siap.

Pria kelahiran 27 mei 1984 berharap, pada saatnya nanti komunitasnya mampu menjadi organisasi besar sehingga tidak hanya fokus pada kebersihan lingkungan masjid.

“Kami mengawali kegiatan sosial keagamaan sesuai kemampuan,” ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan, Komunitas LareMasjid sebenarnya tidak hanya ada di Gunungkidul. Bahkan di Provinsi DIJ kota Jogja pun ada dengan menjalankan aktivitas serupa. (RD)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaget Harus Bayar Bagasi Rp 884 Ribu, Ada yang Bongkar Tasnya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler