Kondisi Perekonomian Indonesia 2021 Menurut Chatib Basri

Rabu, 02 Desember 2020 – 17:35 WIB
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di pelabuhan. Foto: Humas Bea Cukai.

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Chatib Basri mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia menuju ke arah perbaikan.

Dia memprediksi, perekonomian Indonesia akan masuk zona positif pada triwulan pertama 2021 karena didukung belanja pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, salah satunya untuk perlindungan sosial.

BACA JUGA: Mentan Syahrul: Sektor Pertanian Mampu Mengangkat Ekonomi Nasional

“Jadi akan ada perbaikan tapi polanya agak relatif lambat,” katanya dalam Mandiri Webinar Series di Jakarta, Rabu (2/12).

Menteri Keuangan periode 2013-2014 itu mengatakan perbaikan sudah ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi RI dari sebelumnya minus 5,32 persen pada kuartal kedua sebagai titik terendah, menjadi minus 3,49 persen pada kuartal ketiga.

BACA JUGA: Begini Prediksi Perekonomian Indonesia pada 2021, Ada Pencerahan setelah Resesi

Anggota Dewan Penasehat Bank Dunia ini menambahkan pada kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi RI diproyeksi terus membaik namun masih berada pada teritori negatif hingga mendekati nol.

Sehingga pola pertumbuhan ekonomi RI, lanjut dia, menyerupai logo sepatu Nike, asalkan tidak ada gelombang kedua kasus COVID-19.

BACA JUGA: Pernyataan Habib Rizieq Hari Ini, Tolong Disimak Baik-baik

Adapun perlambatan itu, kata dia, disebabkan karena pandemi masih akan berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi 2021.

Alokasi perlindungan sosial yang digelontorkan pemerintah dinilai mampu mendorong konsumsi masyarakat khususnya ekonomi bawah atau masyarakat miskin untuk kebutuhan esensial seperti makanan.

Namun, berbeda dengan masyarakat ekonomi menengah ke atas, kata dia, yang mengurangi konsumsi hingga 40 persen khususnya untuk barang-barang nonesensial di antaranya perjalanan wisata.

Chatib menambahkan kelompok ekonomi masyarakat menengah ke atas, berbelanja untuk kebutuhan lain di antaranya memenuhi hobi dan olahraga.

“Yang dilakukan mendorong kelompok miskin tetap bisa belanja dengan bansos dan mendorong menengah atas supaya belanja. Masalahnya menengah atas itu merasa nyaman kalau dia belanja, butuh mobilitas tinggi misalnya jalan-jalan,” katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler