Kondom dan Hotel Melati Laris Manis

Kamis, 01 Januari 2015 – 09:27 WIB

jpnn.com - BOGOR – Rutin jelang perayaan malam pergantian tahun, penjualan alat kontrasepsi kondom meningkat tajam. Larisnya penjualan kondom kerap diiringi larisnya minuman keras (miras).

Dari sejumlah minimarket yang disambangi wartawan Radar Bogor (Grup JPNN), penjualan kondom seharian kemarin meningkat tajam. Kebanyakan pembeli dari kalangan dewasa bahkan remaja. Menurut para pegawai minimarket, pembeli dari kalangan remaja bahkan seperti tak malu ketika membeli kondom.
    
“Jangankan malam tahun baru, setiap hari juga ada yang beli, apalagi saat hujan. Penjualan kondom meningkat juga di hari valentine,” ujar kepala minimarket di bilangan Sudirman, yang enggan namanya ditulis di media.
    
Ia mengatakan, harga yang terjangkau membuat siapa saja bisa dengan mudah mendapat alat kontrasepsi tersebut. Kebanyakan yang membeli adalah kaum pria.

BACA JUGA: Waspadai Copet Bermodus Minta Sumbangan

“Jika ada yang membeli kondom, kami tidak menanyakan secara detail apakah dia sudah menikah atau belum. Dilihat secara fisik saja. Karena sulit mendeteksinya. Yang terlihat muda, belum tentu belum menikah. Begitu pun sebaliknya,” kata dia.
    
Namun, pihaknya mengaku lebih ketat melakukan penyaringan saat ada remaja yang hendak membeli minuman beralkohol. Jika diketahui masih di bawah umur, pihaknya mengaku tidak tanggung-tanggung untuk menolak menjual.
    
Di sisi lain, penjualan kondom juga ternyata seiring dengan bertambahnya tingkat hunian hotel kelas melati hingga berbintang di Kota Hujan.

“Untuk dua orang harganya berkisar Rp300 ribuan. Kami tidak memiliki acara khusus (tahun baru),” kata resepsionis salah satu hotel di bilangan Jalan Pangkalan Raya.
    
Kata dia, proses booking atau memesan terlebih dahulu wajib dilakukan jika ingin menginap di malam tahun baru. Karena sudah jauh-jauh hari, kamar dengan harga termurah sudah laris dipesan.
    
“Maksimal, proses booking dilakukan di pagi hari, kemungkinan besar masih bisa dapat kamar. Tapi jika sudah menjelang sore hari pasti sudah penuh,” katanya.
    
Mengetahui kondisi ini, Kasat Pol PP Kota Bogor Eko Prabowo mengatakan pihaknya melakukan patroli besar-besaran sepanjang perayaan pergantian tahun kemarin dan hari ini.

BACA JUGA: Minim Kesadaran Berkendara

“Kami akan melakukan razia di beberapa titik yang sudah diprediksi menjadi tempat pesta miras dan seks,” singkatnya.
    
Terkait toko-toko yang menjual miras dan kondom, pihaknya mengaku hanya mengimbau jangan asal menjual saja, namun dilihat juga siapa yang membeli. Seperti anak-anak, remaja, dewasa, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak patut dilakukan.
    
Terpisah, Sosiolog Universitas Nasional, Nia Elvina, melihat fenomena kalangan remaja merayakan pergantian tahun dengan seks bebas dan miras adalah akibat dari masyarakat yang keliru memaknai arus modernisasi.
    
“Arus modernisasi tidak hanya yang bersifat negatif, seharusnya hal positif yang diambil dari modernisasi tersebut. Seperti ilmu pengetahuan dan teknologinya,” kata dia.
    
Artinya, masyarakat harus kembali membangun nilai-nilai leluhur yang mulai luntur tersebut. Di sisi lain, pengawasan dan peran orang tua belakangan ini semakin berkurang. Kesibukan bekerja dan adanya penggunaan teknologi yang salah kaprah membuat orang tua seperti memiliki dunia sendiri.
    
Dampak yang jelas terlihat adalah, masyarakat secara umum mulai lupa mengimplementasikan nilai-nilai ketimuran dan cenderung kehilangan jati diri. Padahal, ketika masih memiliki jati diri dan berpegang teguh dengan budaya leluhur, arus modernisasi yang negatif tersebut bisa luntur seketika.(wil/c)

 

BACA JUGA: Malam Tahun Baru 2015, Bundaran HI Dijaga Ketat Polisi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Ajak Warga Jakarta Doakan Korban AirAsia di Malam Tahun Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler