jpnn.com, ANKARA - Bentrokan antara militer Armenia dan Azerbaijan jadi kesempatan baru bagi Turki untuk ikut campur dalam urusan negara lain. Negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan itu menyatakan siap mengerahkan pasukan untuk membantu Azerbaijan melawan Armenia.
Armenia mengumumkan darurat militer dan memobilisasi penduduk pria setelah bentrokan. Turki mengutuk Armenia atas apa yang dikatakannya sebagai provokasi terhadap Azerbaijan.
BACA JUGA: Armenia dan Azerbaijan di Ambang Bunuh-bunuhan, Darurat Militer!
"Hambatan terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di Caucasus adalah sikap permusuhan Armenia dan harus segera berbalik dari permusuhan yang akan membuat kawasan itu terbakar," kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, Minggu (28/9).
Ia menambahkan bahwa Ankara akan mendukung Baku dengan semua sumber dayanya. Tidak ada reaksi langsung atas komentar Turki dari pihak Armenia.
BACA JUGA: Wali Kota Bima Arya Kunjungi Azerbaijan dan Turki, Tak Takut Virus Corona?
Azerbaijan dan Armenia telah lama berselisih tentang Nagorno-Karabakh, wilayah yang sebagian besar beretnis Armenia di Azerbaijan yang mendeklarasikan kemerdekaan pada 1991. Meskipun gencatan senjata telah disepakati pada 1994, kedua belah pihak sering saling menuduh melakukan serangan.
Pada Minggu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membahas bentrokan itu melalui telepon. Rusia menjadi penengah dalam konflik antara Armenia dan Azerbaijan.
BACA JUGA: Seenaknya Masuk Wilayah Tetangga, Tentara Turki Tewas Dihajar Roket
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan, Armenia telah melanggar gencatan senjata dengan serangan yang terjadi pada Minggu, dan menyeru masyarakat internasional untuk melihat ini dan memisahkan yang benar dari yang salah.
"Provokator bersertifikat Armenia sekali lagi menunjukkan kepada dunia apa yang mereka pahami dari hak, hukum, janji yang dibuat dan gencatan senjata," kata Oktay di Twitter.
"Turki berdiri bersama saudara-saudara Azeri, dengan cara apa pun yang dibutuhkan," ia menegaskan.
Turki secara tradisional mendukung Azerbaijan yang mayoritas muslim, dan kepala industri pertahanan Ankara mengatakan pada Juli sektornya siap untuk mendukung Baku. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil