BACA JUGA: TIMIKA: Provinsi Papua Tengah Terganjal MRP dan Gubernur
Apakah warga yang mengganggu habitat satwa itu atau kawanan gajah yang menyerang perkebunan warga, tak ada yang mampu menjelaskannya"Lelah rasanya berkonflik dengan kawanan gajah liar ini
BACA JUGA: Diserse, Balon Bupati Sigi Ditangkap Polisi Militer
Kalau hanya tanaman dan rumah yang dirusak tidaklah mengapa karena itu sudah biasa diderita masyarakat siniKekhawatiran Anas yang bersangatan itu wajar terjadi
BACA JUGA: TIMIKA: Hari ini Rapat Terbuka Ide Provinsi Papua Tengah
Apalagi Jumat (18/6) malam lalu, sekawanan gajah liar merusak rumahnya di jalan Pipa Air BersihKala itu selepas Isya Anas sedang pergi keluar menjemput anaknyaSementara istri dan anak-anaknya yang lain berada di rumahSaat itulah sekawanan gajah liar merusak rumah kayu miliknyaUntung tidak ada yang cedera"Namun hinga kini istri dan anak-anak saya masih trauma," ujarnya.Tak hanya warga yang merasa lelah berkonflik dengan hewan yang dilindungi ituPihak-pihak terkait pun mengaku sudah tak sanggup lagi berada dalam kancah konflik yang entah kapan akan selesai ini"Kita pun sudah lelah rasanyaTiap sebentar harus turun ke lapangan membantu warga menghalau kawanan gajah liar yang masuk ke pemukiman merekaKades Balai Makam Pak Agus Har pun begitu pulaSemua daya dan upaya sudah kami lakukanNamun hasilnya sampai sekarang tidak maksimal," ujar Ketua FKPM Desa Balai Makam, Rahmat Yusuf Senin (21/6).
Senada dengan Ramat, Ketua RT 1 RW 8 Kelurahan Air Jamban Duri, Zamzami juga mengeluhkan hal serupaJumat malam pekan silam, dua rumah warganya di Jalan Mandiri RT 1 RW 8 dirusak sekawanan gajah liarSatu rumah kosong, yang satunya lagi berpenghuni malam itu"Keluarga penghuninya jelas traumaWalau baru kali ini merusak rumah warga di RT ini, dua tiga biji rumah di RT 2 RW 8 sudah pernah pula dirusak gajah liar beberapa waktu lalu," kata ketua RT ini lagi.
Menurut Zamzami, semua warganya pun sudah lelah berhadapan dengan gajahHanya sekitar tiga malam saja gajah itu pergiMalam berikutnya dia berputar-putar lagi dekat pemukiman penduduk"Kita dan warga terpaksa begadang malam-malam, kadang sampai subuhHanya untuk mengusir kawanan gajah liar yang datang mengancam"Kini kawanan gajah yang sudah merusak beberapa rumah warga itu masih saja berputar-putar di sekitar siniWalau tak masuk pemukiman, tetap saja menjadi ancaman besar," ucap Zamzami pula.
Konflik serupa juga sudah menjadi santapan rutin warga di sejumlah kawasan dalam Desa Petani Kecamatan MandauMalah di tempat ini sudah beberapa warga yang tewas atau cedera parah diinjak kawanan gajah yang mereka usirKonflik berkepanjangan juga terjadi di sejumlah kelurahan dan desa di Kecamatan Pinggir seperti di Kelurahan Balairaja, Desa Pinggir, dan Desa Balai Pungut.
Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Adib Gunawan, Kabid Wilayah 2 BKSDA mengatakan, bahwa pihaknya belum ada menerima informasi mengenai keinginan masyarakat yang ingin memerangi gajah"Saya belum tahu ada informasi seperti ituIni baru saya tahuNanti biar saya coba cari tahuKita kontak aparat di sanaTapi jangan sampailah ini terjadi,"ujarnya ketika dihubungi Riau Pos via selulernya
Adib menyampaikan, bahwa bila hal ini memang betul terjadi, maka ini perlu dibicarakan dengan Pemerintah Daerah Bengkalis"Kita carikan solusi terbaik atas masalah iniMaka dari itu, kita perlu bicarakan dengan pemerintah daerah setempat,"terangnya
Sementara, ketika ditanyakan apa upaya dari pihak BKSDA untuk mencegah pemusnahan gajah ini, Adib berujar, bahwa hal ini tidak menjadi tugas dan tanggung jawab pihak BKSDA saja
"Kita kan juga sudah punya tim penanggulangan konflik gajah manusiaBerbagai macam unsur kan tergabung didalamnya, ada BKSDA, Dinas Kehutanan, dan lainyaJadi, ini tidak murni tugas BKSDAHal seperti ini diupayakan kita selesaikan bersama," ujarnya.(sda/evi/ans/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ACEH: 5 Nelayan Ditahan Junta Militer
Redaktur : Tim Redaksi