Konflik di Jawa Barat Didominasi SARA

Senin, 14 Juli 2014 – 04:02 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Provinsi Jawa Barat rawan konflik bernuansa SARA (suku, agama, dan ras). Berdasarkan data dari Kemenkopolhukam, dari 69 potensi konflik di Jabar, 45 di antaranya berlatarbelakang SARA.

Bahkan, dibanding provinsi lain, konflik yang bernuansa agama di Jabar cukup potensial. Sekretaris Menkopolhukam Langgeng Sulistiono mengatakan, untuk mengantisipasinya, perlu dilakukan sejumlah pembinaan terpadu pada titik-titik yang dianggap rawan.

BACA JUGA: Kades Tolak Raskin Rusak

Pembinaan tersebut dilakukan dengan membentuk tim yang terdiri dari semua aparatur setempat. Dengan begitu, dirinya meyakini, permasalahan apa pun bisa diselesaikan secara komprehensif.

"Kalau hanya diatasi kepolisian, bisa timbul lagi. Kenapa? Karena akarnya tidak tuntas,' kata Langgeng seperti yang dilansir Radar Bandung (Grup JPNN.com), Senin (14/7).

BACA JUGA: Pembebasan Lahan Proyek PLTU di Buton Belum Beres

Langgeng pun menyayangkan kondisi yang terjadi di Jabar karena belum semua kabupaten/kota memiliki tim terpadu untuk mengantisipasi konflik tersebut. Saat ini, kata dia, baru 17 kabupaten/kota di Jabar yang sudah memiliki tim terpadu secara formal.

'Mungkin belum tahu kejelasannya seperti apa. Tapi biasanya terkait anggaran juga, karena sangat sensitif. Tapi tidak boleh begitu, karena tim terpadu ini untuk mendorong daerah agar tertib dan aman,' katanya.

BACA JUGA: Aktivis Islam Galang Dana Untuk Gaza

Selain menuntut daerah agar membentuk tim pembinaan terpadu, pihaknya mengaku terus melakukan pembinaan agar seluruh daerah bisa segera membentuk tim terpadu, di samping untuk menekan potensi kerawanan yang ada. 'Kami datang ke sini untuk asistensi, supaya jangan ragu membentuk tim terpadu,' katanya.

Lebih lanjut Langgeng katakan, selain tim terpadu yang harus dimiliki, menurutnya kabupaten/kota pun harus mempunyai peta kerawanan. Ini dikarenakan setiap daerah memiliki peta kerawanan yang berbeda.

"Peta kerawanan ini penting," katanya. Di tempat yang sama, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, rasa aman menjadi bagian dari kesejahteraan masyarakat.

Sehingga, hal ini harus menjadi prioritas utama, yakni dengan mengantisipasinya sejak dini. "Kalau kategori kejadiannya sedang, maka antisipasinya harus satu level di atasnya. Keamanan sangat penting, jangan diabaikan," katanya. (agp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditinggal Tarawih, Rumah Terbakar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler