Konflik Rusia-Ukraina, Yunani Meradang 10 Warganya Tewas

Minggu, 27 Februari 2022 – 14:55 WIB
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis tiba untuk KTT darurat Uni Eropa tentang situasi di Ukraina setelah Rusia melancarkan invasi, di Brussels, Belgia, 24 Februari 2022. (ANTARA/John Thys/Pool via Reuters/as)

jpnn.com, YUNANI - Konflik Rusia-Ukraina merenggut nyawa korban warga negara Yunani.

Sebanyak sepuluh warga negara Yunani tewas dan enam lainnya terluka akibat gempuran Rusia di dekat kota Mariupol, Ukraina, Sabtu (26/2).

BACA JUGA: Konflik Rusia-Ukraina, Donald Trump Berubah Sikap Soal Vladimir Putin

Yunani telah memanggil duta besar Rusia ke Kementerian Luar Negeri Yunani setelah menyampaikan protes secara verbal.

"Sepuluh warga sipil tak bersalah asal Yunani tewas akibat serangan udara Rusia di dekat Mariupol."

BACA JUGA: 10 Informasi Terbaru Konflik Rusia-Ukraina

"Setop pengeboman sekarang," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Twitter.

Insiden itu terjadi di pinggir desa Sartana dan Bugas.

BACA JUGA: Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Roman Abramovich Tak Lagi Jadi Pemilik Chelsea

Menurut Kementerian Luar Negeri Yunani, salah satu korban adalah anak-anak.

Kemlu mengecam serangan udara terhadap warga sipil dan meminta Rusia segera menghentikan gempuran lewat udara dan serangan terhadap warga sipil.

Dari 10 korban tewas juga terdapat empat ekspatriat di Sartana.

Sebelumnya, dua orang tewas di desa tersebut dan empat lainnya tewas di desa Bugas.

Ribuan ekspatriat Yunani tinggal di Mariupol.

Pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov awal Februari, Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias menekankan perlunya melindungi komunitas ekspatriat Yunani di Ukraina.

Pasukan Rusia pada Sabtu atau hari ketiga invasi, menggempur kota-kota Ukraina dengan artileri dan rudal penjelajah.

Namun, ibu kota Kiev masih berada dalam genggaman Ukraina.

Menurut Menteri Urusan Migrasi Yunani Notis Mitarachi, pihaknya siap menampung pengungsi Ukraina dan berkoordinasi dengan Uni Eropa.

"Seandainya harus menerima sejumlah orang, kami bersedia melakukannya."

"Biayanya akan ditanggung oleh Eropa, tetapi saat ini prioritasnya adalah dimensi kemanusiaan," kata Mitarachi.(Antara/Reuters/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler