Kongres APAO 2024, Kemenparekraf Sebut Sektor Ini Memberi Dampak Ekonomi Positif

Kamis, 21 Maret 2024 – 11:53 WIB
Kongres APAO 2024 yang digelar di Bali bakal dihadiri dokter mata dari 80 negara. ilustrasi. Foto: dok source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf, Masruroh mengatakan penyelenggara kongres Asia Pacific Academy of Ophthalmology (APAO) 2024 di Bali Nusa Dua Convention beberapa waktu lalu memberi dampak ekonomi bagi masyarakat di Bali.

Ajang yang digelar selama empat hari itu dihadiri lebih dari 6.000 peserta dari 80 negara.

BACA JUGA: Sukses Digelar, Kongres APAO 2024 Pertemukan Para Profesional untuk Berbagi Ilmu

"Berdasarkan survei yang kami dampak ekonomi dari empat hari penyelenggaraan Kongres APAO 2024 diperkirakan mencapai Rp 250,4 miliar," kata Masruroh dalam siaran persnya, Kamis (21/3).

Dia menambahkan angka tersebut mewakili kontribusi sebesar 0,94 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali pada 2024.

BACA JUGA: Kemenparekraf Dorong Pelaku Usaha Terapkan Sustainable MICE Event

Dampak ekonomi itu terbagi ke dalam tiga komponen utama, yaitu dampak langsung sebesar Rp 144,4 miliar, tidak langsung Rp 100,8 miliar, dan ikutan sebesar Rp 1,1 miliar.

Dia menyebut kongres APAO 2024 tak hanya memberikan dampak ekonomi sebesar Rp 250,4 miliar, tetapi juga meciptakan nilai tambah sebesar Rp 146,6 miliar.

BACA JUGA: Kampanyekan Gaya Hidup Sehat, Kemenparekraf Gelar Ajang ASN & Parekraf Runners

"Ajang ini juga menyerap sebanyak 1.836 tenaga kerja di Bali dengan perincian 585 pekerja pada dampak langsung, 1.139 pekerja pada dampak tidak langsung, dan 112 pekerja pada dampak ikutan," tuturnya.

Dengan menyerap banyak tenaga kerja lokal, ajang internasional berkelas itu membuka peluang ekonomi luas bagi masyarakat setempat.

Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi, dan pergudangan menjadi yang paling terdampak secara langsung dari ajang kongres ini.

Adapun besarnya dampak langsung pada sektor akomodasi mencapai Rp 62,8 miliar, sektor transportasi udara (domestik) sebesar Rp 22,5 miliar, dan transportasi darat Rp17,3 miliar.

Sementara untuk sektor makan minum, dampak langsungnya mencapai Rp 30,7 miliar.

Sementara itu, dampak tidak langsung lebih terasa pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran senilai Rp 25,1 miliar, serta sektor jasa lainnya sebesar Rp 28,6 miliar.

Dampak tidak langsung juga dirasakan sektor penjualan suvenir yang mencapai Rp 14 miliar.

Berdasarkan lama tinggal dan pengeluaran selama di Bali, delegasi internasional rata-rata menginap selama 6,16 hari dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp 43,63 juta per orang.

Pengeluaran tersebut terbagi menjadi pengeluaran untuk tiket penerbangan internasional (20%), tiket penerbangan domestik (14,9%), dan pengeluaran selama di Bali (65,1%).

Sementara itu, delegasi domestik rata-rata lama tinggalnya adalah 5,49 hari, dengan pengeluaran sebesar Rp 18,45 juta per orang.
Pengeluaran tersebut terbagi menjadi pembelian tiket penerbangan domestik (14,4 persen) dan pengeluaran selama di Bali (85,6 persen).

Secara keseluruhan, terjadi peningkatan kedatangan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada periode 19-25 Februari jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya (12-18 Februari) sebesar 8,6 persen.

Namun, jika fokus pada 4 hari penyelenggaraan Kongres APAO 2024, terjadi peningkatan sebesar 7 persen. Penumpang kedatangan domestik meningkat 14,6 persen dan internasional 1,6 persen. (ddy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemitraan Kemenparekraf dan KUMPUL.ID Tingkatkan Kelangsungan Hidup Startup


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler