Kongres Kebangsaan untuk Kukuhkan Kembali Pancasila Digelar di Hari Sumpah Pemuda

Kamis, 30 September 2021 – 14:41 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo bertemu Aliansi Kebangsaan, Kamis (30/9). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan rencana Kongres Kebangsaan yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober nanti.

Kegiatan yang diselenggarakan MPR bersama Aliansi Kebangsaan itu didukung Forum Rektor Indonesia, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan berbagai stakeholder lainnya.

BACA JUGA: Pergantian Panglima TNI, Pemuda Pancasila Yakin Jokowi Pilih Prajurit Terbaik

"Kongres Kebangsaan menjadi trigger baru dalam memecah kebuntuan atas berbagai masalah kebangsaan," kata Bamsoet usai menerima Aliansi Kebangsaan di ruang kerjanya, Kamis (30/9).

Selain diskusi dengan mengundang rektor berbagai perguruan tinggi, cendikiawan, peneliti dari berbagai lembaga seperti LIPI, CSIS, dan berbagai lembaga think tank lainnya, juga ada peluncuran buku 'Pancasila Memperadabkan Bangsa'.

BACA JUGA: Gatot Nurmantyo Vs Letjen Dudung, Aziz FPI: Pancasila Harga Mati, PKI Tetap Mati

Bamsoet menjelaskan buku yang akan diluncurkan tersebut berisi hasil kajian dan diskusi yang dilakukan Aliansi Kebangsaan bersama berbagai stakeholders selama sekitar tiga tahun.

"Salah satu titik tekannya (di hasil kajian yang dibukukan itu), sebelum mempancasilakan masyarakat, penyelenggara negara harus terlebih dahulu mempancasilakan dirinya sendiri," jelas ketua DPR RI ke-20 itu.

BACA JUGA: Teken Deklarasi, Wamenag Bersama 6 Tokoh Agama Tegaskan NKRI dan Pancasila Final

Dia berharap melalui Kongres Kebangsaan, MPR ingin menggerakkan para peneliti dan cendikiawan agar tidak absen dalam pergulatan kehidupan kebangsaan.

Peran cendekiawan sangat diperlukan agar mengingatkan jika ada penyelenggara negara yang keluar dari nilai-nilai Pancasila.

"Kita belum sepenuhnya mengimplementasikan nilai Pancasila dalam kerangka konseptual, kerangka normatif, dan kerangka operatif. Padahal sejarah membuktikan, sebagai ideologi, Pancasila terbukti memiliki ketangguhan dan teruji dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan Pancasila sulit tumbuh saat kebanyakan warga lebih terobsesi 'cinta kekuasaan' ketimbang 'kekuatan mencintai', sesuai disampaikan Aliansi Kebangsaan, kemiskinan terparah suatu bangsa bukanlah kemiskinan sumber daya, melainkan kemiskinan jiwa.

"Yakni manakala warga negara cuma bisa bertanya apa yang bisa didapat dari negara, dan ketika penyelenggara negara cuma memburu kehormatan, tetapi tidak mau memikul tanggungjawab dari kehormatan itu," pungkas Bamsoet.

Hadir dalam pertemuan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo, yaitu Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo, Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif, Ketua Tim Perumus Aliansi Kebangsaan Prasetijono Widjojo, dan pegiat Aliansi Kebangsaan Ansel da Lopez. (mrk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler