KONI Banten Coret Cabor yang Tak Masuk Lima Besar Pra-PON

Kamis, 04 Februari 2016 – 06:18 WIB

jpnn.com - SERANG – Sebanyak 12 cabang olahraga (cabor) dipastikan gagal berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016. Dari 54 cabor yang diikuti pada Pra-PON, Banten hanya mampu meloloskan 39 cabor. 

Ke-12 cabor yang gagal menembus persaingan di Pra-PON, yakni catur putra, voli pasir, voli indoor, futsal, balap sepeda, bola basket, bridge, tenis lapangan, hoki indoor, tenis meja, panjat tebing, dan selam. Jumlah ini kemungkinan masih akan bertambah lantaran hingga saat ini, sepak bola masih belum menggelar Pra-PON.

BACA JUGA: Banyak Dikebiri, Pelatih PBFC Pilih Mundur

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Banten Hengky S Bremeer mengatakan, 12 cabor itu tidak semuanya gagal meraih tiket di Pra-PON pada beberapa waktu lalu. “Ada beberapa cabor yang lolos PON menurut pengurus besar (PB), tapi cabor tersebut tidak lolos menurut target KONI Banten. Dari awal KONI sudah menegaskan bahwa yang akan diberangkatkan menuju PON XIX adalah peringkat lima nasional di Pra-PON,” kata Hengky kepada Radar Banten (grup JPNN), Rabu (3/2).

Hengky menambahkan, total atlet yang bakal membela banten di PON XIX nanti berjumlah 310 atlet. Jika dibandingkan dengan jumlah atlet yang lolos PON XVIII Riau 2012, jumlah tersebut jauh menurun. “Tapi perlu dicatat bahwa yang lolos di PON lalu tidak ada target dari KONI. Semua atlet yang lolos di Pra-PON menurut PB diberangkatkan. KONI tidak menargetkan lima besar, makanya jumlah atlet yang lolos PON XVIII lebih banyak,” imbuhnya.

BACA JUGA: Menpora Munculkan Opsi MotoGP Indonesia Mundur

Sementara itu, Ketua Umum KONI Banten Rumiah Kartoredjo menyatakan, KONI hanya memberangkatkan atlet yang mampu bersaing di posisi lima besar nasional di Pra-PON bukan tanpa tujuan. Hal itu diberlakukan untuk memperbaiki posisi dan prestasi Banten di PON XIX Jawa barat 2016. 

“Saya tekankan bahwa PON XIX Jawa Barat bukan ajang rekreasi, tapi prestasi. Mau sampai kapan prestasi Banten di PON dipandang sebelah mata. Kita harus bisa berada di ranking yang lebih baik dari PON-PON sebelumnya. Dan bagi pengurus provinsi (Pengprov) yang atletnya tidak diberangkatkan meski berada di posisi keenam atau ketujuh agar tidak berkecil hati. Jadikanlah kegagalan sekarang sebagai motivasi untuk memperbaiki kualitas atlet kedepan,” ucapnya.

BACA JUGA: Persib Tak Pasang Target Tinggi di Turnamen Pramusim

Mantan Kapolda Banten itu berharap, dengan memberangkatkan atlet peraih posisi lima besar nasional, peluang Banten untuk memperbaiki prestasi terbuka lebar. “Target di PON nanti tidak muluk-muluk. Target kita adalah finish di peringkat yang diawali angka satu. Tapi tidak juga di posisi 19 atau 18. Atlet yang berada di posisi kelima nasional masih memiliki peluang untuk meraih medali perunggu. Kalau atlet yang berada di ranking enam atau tujuh dan seterusnya, peluang meraih medali terbilang tipis,” tandasnya.

Sebagai gambaran, semenjak Provinsi Banten terbentuk pada tahun 2000, Banten telah mengikuti tiga kali PON, yakni PON 2004, 2008, dan 2012. Akan tetapi, kontingen Banten belum mampu bersaing di papan atas pada multievent terbesar Indonesia tersebut.

Pada PON XVI Sumatera Selatan 2004, Banten bertengger di posisi 20 klasemen akhir dengan raihan 7 medali emas, 9 medali perak, dan 31 medali perunggu. Berikutnya pada PON XVII Kalimantan Timur 2008 prestasi Banten menurun dan hanya mampu finish diperingkat 22 dengan torehan 5 medali emas, 12 medali perak, dan 30 medali perunggu.  

Terakhir pada PON XVIII Riau 2012, Banten naik satu tangga ke ranking 21 dengan capaian 4 medali emas, 8 medali perak, dan 18 medali perunggu. (dre/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daud Cino Beberkan Perbedaan 2 Pelatihnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler