jpnn.com, SURABAYA - Rencana Pemkot Surabaya mengisolasi baik ofisial maupun atlet usai berlaga di PON XX Papua 2021, ditentang KONI Katim.
Ketua Harian KONI Jatim M Nabil mempertanyakan surat yang dikeluarkan BPB Linmas Kota Surabaya bernomor 443.2/13174/436.8.4/2021 yang ditandatangani Kepala BPB Linmas Irvan Widyanto tersebut.
Dia mengatakan para atlet maupun ofisial yang berangkat ke Papua telah menjalani serangkaian tes kesehatan. Seharusnya Pemkot Surabaya mempertimbangkan kebijakan itu.
"Sebelum berangkat atlet Jatim sudah swab PCR. Saat mau tanding di swab antigen, begitu pun saat pulang harus tes swab lagi," ujar Nabil, Selasa (5/10).
Dia menilai ada diskriminasi pada daerah yang melaksanakan PON XX. Dia mempertanyakan kenapa hanya kepulangan dari Papua saja yang harus dikarantina.
"Apakah Papua belum steril dari Covid-19 dibandingkan daerah lain. Itu akan menjadi sensitif dan membuat tersinggung, karena Pemkot Surabaya saja yang begitu," ucap dia.
Berkaca dari daerah lainnya, kedatangan dari Papua ke tempat lain selain Surabaya tidak diberlakukan isolasi.
"Seandainya ada atlet positif covid, sudah disiapkan tempat isoman dan pasti tidak bisa pulang sampai dinyatakan negatif lagi hasilnya," ungkap dia.
Selain itu, Nabil juga mengingatkan Pemkot Surabaya untuk kembali mempertimbangkannya.
"Bisa dipertimbangkan lagi kebijakan yang dapat menimbulkan masalah baru antara Jawa Timur dan Papua itu," tandas Nabil. (mcr12/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA JUGA: Buka Pintu Kamar, Andi Langsung Memeluk Ibunya Sambil Berteriak, Geger!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Depan Para Kepala Adat Dayak, Bos Miras Menangis Kemudian Meminta Maaf
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Arry Saputra