BACA JUGA: Bachrun Tak Lagi Tangani Petro
Satu potret buruk pembinaan olahraga Indonesia.Kenapa demikian? Peresmian pelatnas versi KON/KOI secara tidak langsung menjadi bentuk kengototan payung organisasi olahraga tanah air itu terhadap ketidaksetujuan mereka terhadap Program Atlet Andalan (PAL) yang dibentuk Kemenpora
"Seluruh atlet yang mau tampil di multieven, termasuk SEA Games, harus bergabung dalam pelatnas yang akan dikukuhkan besok (hari ini, Red)
BACA JUGA: Berharap Vita Kembali ke Pelatnas
Jika tidak bersedia, KOI tidak akan mengirimkan atlet tersebut ke multieven yang dituju," ancam Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KON Otte Ruchiyat di Jakarta kemarin.Padahal, sampai kemarin masih ada enam cabang olahraga yang belum memberikan kepastian untuk ikut pelatnas KON/KOI
Bulu tangkis dan sepak bola disebut Otte masih memiliki masalah administrasi meski sudah mengantongi nama yang bakal dikirimkan ke pelatnas
BACA JUGA: Anggota Piala Davis Berjaya
Sedangkan empat cabor lain ditolak karena nama atlet yang disetorkan tidak sesuai dengan kriteriaPenyebabnya, atlet terbaik pada empat cabang itu memang lebih dulu terikat kontrak untuk mengikuti PAL.Nah, atlet-atlet terbaik yang tergabung dalam PAL itulah yang terancam tidak bisa memperkuat Indonesia di SEA GamesSebut saja lifter Sandow Weldemar (75 kg), Edi Kurniawan (69 kg), dan Eko Yuli Irawan (56 kg) yang meraih emas di SEA Games 2007Pun demikian petenis Sandy Gumulya yang merebut emas SEA Games 2007.
Otte menyebut masih ada pintu bagi mereka untuk mendapatkan persetujuan KOI guna mengikuti SEA Games atau multieven lainMenurut dia, atlet pelatnas bakal diadu dengan atlet PAL untuk mengisi pelatnas tiap evenBerikutnya, seluruh atlet yang lolos seleksi tetap wajib bergabung di pelatnas akhirJika tidak bersedia, KOI tak akan mengirim atlet tersebut ke multieven yang dituju"Itu sudah aturan kamiKerja sama dan rasa senasib sepenanggungan juga harus dimiliki seluruh atlet, kan," tegasnya.
Masalahnya, dalam draf kontrak atlet yang tergabung dengan PAL, ada klausul bahwa mereka tidak bisa mengikuti program pemusatan olahraga lain.
KON/KOI dan Kemenpora memang sama-sama memiliki posisi strategis dalam pembinaan olahraga tanah airKemenpora sebagai wakil pemerintah memiliki akses pendanaanSementara itu, KOI-lah yang diakui IOC (Komite Olimpiade Internasional) dalam penentuan atlet yang bakal tampil di multieven internasionalDengan munculnya dualisme tersebut, para pencinta olahraga tanah air harus menyiapkan mental jika Indonesia nanti terpuruk di Laos(vem/ado/fim/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhirnya, Williams Masuk All-Star
Redaktur : Tim Redaksi