Konon Ada Provokator di Desa Wadas, BIN Diminta Turun Tangan

Kamis, 10 Februari 2022 – 12:52 WIB
Warga menumbangkan pohon untuk mengadang aparat menuju Balai Desa Wadas, Jumat (23-4-2021). Foto: ANTARA/HO-Polres Purworejo

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Daerah Pemilihan VI Jawa Tengah Luqman Hakim meminta Badan Intelijen Negara (BIN) mengerahkan sumber daya demi mengidentifikasi pihak yang memperkeruh situasi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (8/2).

"Saya minta BIN mengerahkan sumber daya secukupnya," kata Luqman melalui keterangan persnya, Kamis (10/2).

BACA JUGA: Wadas dan Obsesi Jokowi

Muncul aksi penolakan warga Desa Wadas atas rencana BPN mengukur lahan penambangan batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener.

Luqman menduga ada hasutan dari pihak yang tidak bertanggungjawab kepada warga Desa Wadas, sehingga terjadi kejadian seperti pada Selasa kemarin.

BACA JUGA: Muhaimin Iskandar: Saya Sudah WA Kapolri, Jangan Lagi Ada Bentrok di Desa Wadas

Dia merasa tujuan pihak tersebut demi mencari keuntungan finansial dari transaksi pembebasan tanah milik rakyat calon lokasi tambang di Desa Wadas. 

"Mereka inilah, para provokator dan makelar khusus, yang seharusnya ditangkap polisi, bukannya warga desa biasa yang tidak bersalah," beber dia.

BACA JUGA: Konflik Desa Wadas, Luqman Ingatkan Keputusan Muktamar NU, Haram Merampas Tanah Rakyat

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sebelumnya merasa tidak terima dengan video di media sosial yang menggambarkan kondisi Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2).

Terlebih lagi, ada kesan aparat asal tangkap warga Desa Wadas yang menolak penambangan batu andesit demi pembangunan Bendungan Bener. 

Eks Ketua MK itu Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) itu mengingatkan kepada kelompok tertentu tidak mengarahkan video kejadian di Desa Wadas ke arah negatif.

Walakin, Mahfud tidak memerinci nama kelompok yang mengarahkan narasi negatif terhadap kejadian di Desa Wadas.

"Saya kira supaya menyadari bahwa Polri, BIN, dan BAIS punya alat untuk tahu bahwa itu semua adalah framing buatan," beber dia dalam keterangan persnya, Rabu (9/2) kemarin. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler