jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi meyakini pernyataan politikus senior Nasional Demokrat (NasDem) Zulfan Lindan hanya momentum untuk mengevaluasi kinerja Kabinet Indonesia Maju.
Dia menilai pernyataan itu jadi pintu masuk bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi kabinet untuk dua tahun mendatang.
BACA JUGA: Isu Reshuffle Kabinet Mencuat, Demokrat: Hanya untuk Memenuhi Syahwat Berkuasa?
"Pernyataan Zulfan Lindan tentu membuat shock beberapa koalisi, sehingga mereka berfikir perlu dievaluasi, tetapi ini juga soal kinerja pemerintahan dua tahun menjelang masa Presiden Jokowi habis," kata Asrinaldi kepada JPNN.com, Sabtu (15/10)
Penulis buku 'Kekuatan-kekuatan Politik di Indonesia' itu menuturkan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan menjadi pertimbangan utama.
BACA JUGA: Jokowi Sinyalir Reshuffle Kabinet Setelah NasDem Dukung Anies
Dia juga meyakini Presiden Jokowi pasti sedang menyiapkan legacy sebelum akhir masa jabatannya.
"Bagaimanapun selain infrastruktur, pemerintahan yang bersih dan berkinerja pasti diinginkan Jokowi. Jadi, mau tidak mau itu harus jadi pertimbangannya," lanjutnya.
BACA JUGA: Jokowi Sebut Selalu Ada Rencana Reshuffle, Hasto Tersenyum Lalu Tertawa
Asrinaldi menilai pernyataan Zulfan Lindan itu juga bagian dari evaluasi, pasalnya jika karena tidak menunggu momentum yang tepat akan berbahaya juga bagi koalisi.
"Jadi, Jokowi juga tidak mau mengambil risiko dengan mengganti begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Namun, kalau ada alasan seperti itu ya pasti berdampak juga pada kinerja partai koalisi," pungkas Asrinaldi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan rencana perombakan kabinet atau reshuffle selalu ada.
Hal itu dikatakan Jokowi menjawab kemungkinan adanya reshuffle setelah NasDem mendeklarasikan Gubernur Jakarta Anies Baswedan sebagai capres 2024.
“Rencana selalu ada,” kata Jokowi seusai meninjau proyek kereta cepat di Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10). (mcr8/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra