Konon Baliho Memang Bukan untuk Menaikkan Elektabilitas, tetapi Pendongkrak Popularitas Saja

Jumat, 13 Agustus 2021 – 17:45 WIB
Airlangga Hartarto. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio atau Hensat merasa tidak aneh jika promosi melalui baliho tak mampu mengerek elektabilitas seorang tokoh politik. Sebab, penggunaan media luar ruang itu hanya untuk pengenalan kepada publik.

Hensat mengatakan itu menanggapi temuan Charta Politika Indonesia tentang rendahnya elektabilitas politikus PDIP Puan Maharani dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, meskipun baliho keduanya masif terpasang di berbagai daerah.

BACA JUGA: Arteria: Apa Kaitannya Pemasangan Baliho dengan Elektabilitas Mbak Puan?

"Kalau elektabilitas, ya, enggak mungkin via baliho. Baliho untuk meningkatkan popularitas," kata Hensat melalui pesan singkatnya, Jumat (13/8).

Dosen komunikasi politik di Universitas Paramadina itu menuturkan, elektabilitas hanya bisa naik melalui kerja di lapangan. Selain itu, tingkat keterpilihan seseorang bisa terkerek melalui penciptaan program pro rakyat.

BACA JUGA: SZ yang Videonya Viral Itu sudah Ditangkap, Kelakuannya Parah

"Perlu program pro rakyat bila ingin meningkatkan elektabilitas dan butuh waktu yang cukup panjang," ucap pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu.

Charta Politika Indonesia sebelumnya mengeluarkan survei nasional tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.

BACA JUGA: Gugatan AHY terhadap 12 Pengurus KLB Pimpinan Moeldoko Ditolak, Tok Tok Tok

Satu di antara hasil survei tentang elektabilitas tokoh-tokoh yang berpeluang maju pada Pilpres 2024.

Dari survei itu bisa terlihat bahwa kampanye menggunakan baliho yang masif dilakukan pimpinan parpol belakangan ini tidak efektif.

Dalam simulasi sepuluh nama misalnya, tokoh yang namanya mulai masif terpampang di baliho seperti Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, bukan pemilik elektabilitas tertinggi.

Nama keduanya masing-masing menempati posisi dua terbawah di dalam simulasi sepuluh nama tokoh potensial maju sebagai Capres 2024.

Survei Charta Politika Indonesia mencatat elektabilitas Puan dari simulasi sepuluh nama hanya 1,4 persen dan Airlangga mengantongi satu persen.

"Ternyata ketika diuji di sepuluh nama, berada di peringkat terbawah," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat membeberkan hasil survei secara daring, Kamis (12/8).

BACA JUGA: Gugatan AHY Ditolak PN Jakarta Pusat, Begini Reaksi Max Sopacua

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru mengantongi elektabilitas tertinggi dengan 20,6 persen di dalam simulasi sepuluh nama.

Berikutnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengantongi elektabilitas sebesar 17,8 persen.

Berturut-turut setelah itu ada nama Prabowo Subianto (17,5 persen), Sandiaga Uno (7,7 persen), Ridwan Kamil (7,2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,2 persen), Tri Rismaharini (3,2 persen), dan Erick Thohir (1,8 persen).

Survei Charta Politika Indonesia dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Metode sampling menggunakan multistage random sampling dengan 1.200 responden.

Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,83 persen. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler