Konon Dalang dari Semua Kegaduhan Ini Adalah Mantan Presiden

Senin, 10 Januari 2022 – 22:48 WIB
Pemandangan mobil polisi yang terbakar saat aksi protes menentang kenaikan harga LPG, menyusul keputusan otoritas Kazakh untuk mencabut batas harga pada bahan bakar gas cair, di Almaty, Kazakhstan, Selasa (4/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev/AWW/djo

jpnn.com, NUR-SULTAN - Mantan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev diduga berada di balik kerusuhan terparah yang melanda negara tersebut pekan lalu. Kabar terkini, aparat keamanan dan intelijen tengah membersihkan instansi pemerintah dari para loyalis eks presiden yang berkuasa selama 29 tahun tersebut.

Ketika pengunjuk rasa membakar gedung-gedung di kota terbesar Almaty Rabu pekan lalu, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mencopot Nursultan Nazarbayev sebagai kepala Dewan Keamanan. 

BACA JUGA: Update Situasi Mencekam di Kazakhstan: Sekutu Eks Presiden Berkhianat, Banyak yang Ditangkap

Jabatan stragegis tersebut diduga kuat dimanfaatkan Nazarbayev (81 tahun) untuk terus mengendalikan kekuasaan meskipun sudah tidak menjadi presiden sejak 2019.

Sebanyak 164 orang dilaporkan telah tewas dan lebih dari 6.000 ditahan dalam peristiwa yang disebut Tokayev sebagai operasi kontra-teroris. Pembersihan di kalangan aparat keamanan sekarang sedang berlangsung di negara penghasil minyak dan uranium di Asia Tengah itu.

BACA JUGA: Usai Perintahkan Pembantaian, Presiden Kazakhstan Berterima Kasih kepada Erdogan

Mantan perdana menteri Akezhan Kazhegeldin mengatakan kepada Reuters bahwa Tokayev perlu menghilangkan keraguan tentang siapa yang benar-benar berkuasa di Kazakhstan.

"Saya pikir banyak orang di jejaring sosial, kritikus, terus mengatakan dia adalah calon Nazarbayev, bahwa Nazarbayev berdiri di belakangnya dan memanipulasi dia," katanya.

BACA JUGA: Makin Kalap, Presiden Kazakhstan Perintahkan Pembantaian 20 Ribu Orang

"Sekarang dia memiliki kekuasaan eksekutif formal yang lengkap, pertanyaannya adalah bagaimana dia akan menggunakannya. Dia perlu mengambil alih komando."

Kazhegeldin menjabat sebagai perdana menteri di bawah Nazarbayev pada 1990-an, ketika Tokayev menjadi menteri luar negeri, tetapi berhenti karena kegelisahan tentang korupsi dan sekarang tinggal di pengasingan di Inggris.

Dia mendesak Tokayev untuk menyelidiki dengan cepat, membawa mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan ke pengadilan, dan mendengarkan tuntutan rakyat untuk reformasi.

"Jika dia melakukannya dalam waktu singkat, dia dapat mengandalkan dukungan warga dalam pemilihan. Jika tidak, orang akan menyalahkan semua masalah dan semua yang terjadi baru-baru ini padanya."

Nazarbayev, mantan bos Partai Komunis, mengumpulkan kekayaan besar selama beberapa dekade berkuasa, memegang kekuasaan melalui apa yang digambarkan Kazhegeldin sebagai sistem puak.

Dia mengatakan faksi Nazarbayev yang sakit hati akan berusaha untuk kembali melakukan mobilisasi jika diberi kesempatan.

"Orang-orang yang baru saja dikalahkan itu sangat kaya. Mereka memiliki modal besar di luar negeri, termasuk di Inggris," katanya.

"Uang ini harus dikembalikan ke negara dan digunakan untuk mengembangkan ekonomi. Jika ini tidak dilakukan, orang-orang ini akan menggunakan uang itu untuk mengacaukan situasi di negara ini."

Nazarbayev tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, tetapi juru bicaranya mengeluarkan pernyataan pada Minggu untuk menghilangkan kesan adanya keretakan antara dia dan Presiden.

Dia mengatakan Nazarbayev telah memilih untuk menyerahkan jabatan dewan keamanannya ke Tokayev untuk membantu meredakan krisis, dan kedua pria itu selalu di sisi barikade yang sama. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler