jpnn.com, NUR-SULTAN - Pihak berwenang di Kazakhstan telah menahan Karim Massimov, mantan kepala Komite Keamanan Nasional (NSC) dan orang dekat eks presiden Nursultan Nazarbayev, atas dugaan melakukan pengkhianatan, kata komite tersebut, Sabtu (8/1).
Massimov dipecat pekan ini ketika aksi protes merebak di negara Asia Tengah itu.
BACA JUGA: Usai Perintahkan Pembantaian, Presiden Kazakhstan Berterima Kasih kepada Erdogan
Dia ditahan bersama sejumlah pejabat lain, kata NSC lewat sebuah pernyataan.
Pernyataan itu tidak menyebut nama-nama pejabat lain tersebut atau menjelaskan lebih lengkap.
BACA JUGA: Makin Kalap, Presiden Kazakhstan Perintahkan Pembantaian 20 Ribu Orang
Reuters belum bisa menghubungi Massimov untuk mengklarifikasi kabar pengkhianatan tersebut.
Puluhan orang tewas dan gedung-gedung publik di Kazakhstan digeledah dan dibakar dalam serangkaian kekerasan terburuk yang dialami negara bekas Uni Soviet itu selama 30 tahun kemerdekaannya.
BACA JUGA: Kabar Terbaru dari Kazakhstan: Kediaman Presiden Dibakar, Rusia Jilat Ludah Sendiri
Dalam aksi kekerasan yang berlangsung beberapa hari itu, pasukan keamanan tampaknya telah mengambil alih jalan-jalan di kota utama Kazakhstan pada Jumat.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev yang didukung Rusia mengatakan dia telah memerintahkan tentara untuk menembak mati perusuh guna memadamkan pemberontakan di seluruh negeri.
Atas undangan Tokayev, aliansi militer pimpinan Rusia telah dikerahkan di saat ketegangan hubungan Timur-Barat meningkat.
Rusia dan Amerika Serikat tengah bersiap menggelar pembicaraan tentang krisis Ukraina pekan depan.
Massimov dikenal luas sebagai sekutu dekat eks presiden Nursultan Nazarbayev. Dia telah dua kali menjadi perdana menteri dan pernah ditugaskan sebagai kepala sekretariat presiden di bawah Nazarbayev.
Nazarbayev, 81 tahun, merupakan penguasa paling lama di negara pecahan Soviet itu sebelum menyerahkan jabatan presiden kepada Tokayev pada 2019.
Keluarga Nazarbayev diyakini masih memiliki pengaruh di Nur-Sultan, ibu kota negara yang dibangun khusus untuk menyandang namanya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil