jpnn.com, BOGOR - Tak ada goresan apa pun dalam nisan makam ataupun di kijing makam.
Makam ini tanpa nama, letaknya terpisah. Sangat megah.
BACA JUGA: Limbah Medis yang Dibuang di Bogor Berasal dari Hotel Isolasi Pasien Covid-19, Keterlaluan
Tak ada yang tahu siapa yang dimakamkan di sana. Termasuk Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dalam website resmi Kabupaten Bogor, hanya delapan nama prajurit Nazi yang mereka pampangkan. Termasuk penyebab meninggalnya. Yang dua, tak diketahui namanya.
BACA JUGA: Semoga Amal Ibadah Dokter Syaiful Bahri Diterima Allah SWT, Amin
Pertama, di sana terkubur jasad Letnan Friederich Steinfeld. Tentara Nazi itu disebut meninggal karena disentri dalam tawanan pasukan sekutu.
Berikutnya ada jasad Letnan Satu Laut Willi Schlummer, dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens. Kedua tentara Nazi itu gugur di tangan pejuang kemerdekaan Indonesia pada 1945. Kala itu Mereka disangka tentara Belanda.
BACA JUGA: Misteri Benda Mirip Kapal yang Karam di Pantai Sukabumi, Diduga Milik Nazi dari Jerman
Lalu berikutnya ada Letnan Laut W Martens. Ia terbunuh dalam perjalanan kereta api Jakarta-Bogor. Penyebab kematiannya sampai saat ini masih belum diketahui.
Berikutnya ada Kopral Satu Willi Petschow yang terkubur di sana. Tentara Nazi itu meninggal karena sakit di perkebunan teh mereka.
Lalu ada Letnan Kapten Herman Tangermann. Dalam salah satu artikel di website resmi Kabupaten Bogor, tentara Nazi tersebut meninggal karena kecelakaan.
Selanjutnya ada Dr Heinz Haake dan Eduard Onnen. Hingga kini belum diketahui penyebab meninggalnya dua tentara Nazi itu.
Dua lagi, jenazah yang disemayamkan di makam Tentara Nazi Megamendung tanpa nama.
Lalu, seperti apa kisahnya, para tentara Nazi itu bisa sampai di Bogor? Dari berbagai referensi, termasuk dalam website resmi Kabupaten Bogor tak banyak yang bisa mengulasnya.
Bahkan tidak banyak yang tahu mengenai Makam Jerman (Nazi). Namun, sedikit titik terang muncul. Dalam website resmi Kabupaten Bogor dituliskan, sejarawan Jerman, Herwig Zahorka pernah menulis keberadaan makam dalam sejumlah artikel.
Dalam artikel itu menyebutkan, dahulu ada kakak beradik Jerman bernama Emil dan Theodor Hellferich membeli tanah di Sukaresmi, Kecamatan Megam, Kabupaten Bogor. Luas tanah yang dibeli 900 hektare. Di tanah itu mereka membangun perkebunan teh.
Lalu, pada tahun 1926, mereka membangun tugu untuk mengenang teman-temannya yang gugur dalam Perang Dunia I.
Selama membangun perkebunan teh itu, banyak orang Jerman lainnya yang bergabung dengan mereka. Mulai dari dokter, insinyur, tukang kayu hingga seniman.
Konon, Helfferich bersaudara kembali ke Jerman pada 1928 dan perkebunan teh diurus oleh Albert Vehring. Lalu pada 1939, Perang Dunia II meletus. Adolf Hitler yang didukung Partai Nazi menyatakan perang.
Jepang yang menjadi sekutu Jerman berhasil menaklukkan Belanda pada 1943. Tentara Jerman masuk lagi ke Jawa bersama Jepang.
Tentara Adolf Hitler yang ikut masuk adalah Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine) dari armada kapal selam (U-Boot) U-195 dan U-196.
Mereka mengambil alih lagi kebun teh di Sukaresmi. Seperti dicatat sejarah, Jerman dan Jepang kalah dalam Perang Dunia II.
Para tentara Jerman ini pun gugur satu per satu. Sepuluh makam di sanalah berisi para jenazah mereka.
Senin sore (9/2/2021) raadarbogor.id ziarah ke makam Nazi tersebut. Melihat lebih dekat. Juga menggali urban legend yang ada di sana.
Lokasinya cukup dekat dari kantor radarbogor.id berada. Dari Jalan KH Abdulah bin Nuh, menuju ke arah Puncak Kabupaten Bogor.
Bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Namun, radarbogor.id memilih menggunakan roda dua. Itu lantaran jalan menuju ke sana menyempit.
Senin sore pukul 16.30 WIB, radarbogor.id memulai perjalanan. Rute yang diambil adalah Kota Bogor-Ciawi Kabupaten Bogor-Megamendung, Kabupaten Bogor-Makam Nazi atau tentara Jerman.
Dari jalan KH Abdullah bin Nuh radarbogor.id memacu kendaraan menuju jalan raya Pajajaran. Lalu, terus lurus menuju jalan raya Tajur.
Mentok di simpang Ciawi, putar balik menuju arah simpang Gadog. Dari simpang gadog maju kearah puncak sedikit. Sekita 100 meter ada pertigaan.
Radarbogor.id mengambil arah kanan. Ikuti jalan tersebut hingga ada pertigaan pasar. Di pertigaan itu kendarana mengambil arah ke kanan.
Dari sana jalan terus ke arah atas. Ikuti rute tersebut. Jalan satu satunya menuju kawasan makam Tentara Jerman atau Nazi.
Makin atas, disuguhi dengan kawasan permukiman padat penduduk. Jalanya pun semakin menyempit hanya masuk satu mobil saja.
Jalannya pun terus menanjak. Pemandangan permukiman padat penduduk yang berbukit menjadi ciri khas tersendiri. Itu lantaran lokasi permukiman tersebut berada di dataran tinggi.
Semakin ke atas, udara makin dingin ditambah sisa hujan yang baru saja reda.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, tibalah di makam Nazi. Itu terlihat dari bangunannya. Sebuah kompleks pemakaman yang amat terawat.
Tiba di lokasi sekitar pukul 17.30 WIB. Di area makam nampak sepi. Hening. Hanya terdengar suara serangga. Tak terlihat penjaga makam Nazi.
Dalam makam suasana seperti makam pada umumnya. Wingit. Hawa dingin terasa kuat di sana. Ditambah lokasi makam yang dikelilingi pohon pohon besar.
Radarbogor.id pun mencoba menjelajah di area makam secepat mungkin. Itu lantaran hari sudah mulai gelap. Waktu magrib tak lama lagi tiba.
Di area makam Tentara Jerman itu tertata rapi. Bersih. Ada sepuluh makam yang terlihat. Warna kijing putih terbuat dari campuran semen.
Di setiap makam didapati penanda berlambangkan mirip salib.
Terlihat pula aksara latin di gerbang makam Tentara Jerman itu. Sebuah aksara bertuliskan Deutscher Soldatenfriedhof.
Selepas itu radarbogor.id langsung bergegas keluar makam. Mengingat matahari sudah mulai tenggelam.
Namun tak langsung pulang, radarbogor.id singgah dahulu di kedai kopi tepat di sebang makam Tentara Jerman itu.
Di sana bertemu dengan Wawan salah satu warga setempat. Ia pun bercerita sedikit tentang makam Tentara Nazi tersebut.
Menurutnya, makam itu sudah ada sejak lama. Lokasi makam dinilai memiliki banyak sejarah. Sempat ramai dikunjungi. Namun makin ke sini mulai sepi.
“Dulu sering ada yang ke sini. Sekarang jarang,” tuturnya.
Ia pun mengaku aura di kawasan makam Nazi tersebut dikenal angker. Tidak ada yang malam-malam berani masuk ke kawasan makam.
“Ya, kalau dibilang angker, ya angker. Apalagi malam,” tuturnya.
Soal penampakan makhluk gaib, ia mengaku tak begitu tahu. Namun banyak cerita dari pengunjung lebih pada suara-suara.
“Tadi masuk dinginkan? Beda auranya. Ya begitu. Kalau penampakan enggak tahu saya, coba saja malam ke sana,” katanya. (all/radarbogor)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti