jpnn.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) didorong supaya mampu menyediakan harga tiket pesawat murah untuk rakyat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut bakal mencairkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Garuda.
BACA JUGA: Senator Australia Tuding Bali Jadi Sumber PMK, Jubir Partai Garuda: Mana Buktinya?
"Kami minta (PMN Garuda) segera cair, apalagi kita melihat industri penerbangan harus kita jaga, harga tiket sangat mahal," ujar Erick, di Jakarta, Rabu (17/8).
Erick berharap Garuda kembali produktif dalam hal jumlah pesawat, sehingga harga tiket pesawat yang sekarang terbilang mahal bisa diseimbangkan melalui langkah-langkah strategis BUMN.
Dia pun optimistis Garuda mampu memanfaatkan momentum kebangkitan industri pesawat, sekaligus berperan menjaga harga yang terjangkau bagi rakyat, meski ketiga komponen itu berat bagi perseroan.
"PMN menjadi stimulus bagi Garuda supaya bisa segera menambah volume penerbangan," katanya.
BACA JUGA: Babak Pertama Timnas U-16 Indonesia vs Vietnam: Gol Cantik Kafiatur Bawa Garuda Asia Unggul
Melalui suntikan modal itu, Erick Thohir yakin Garuda mampu bersaing secara bisnis sekaligus mampu menjaga harga pesawat yang terjangkau bagi rakyat.
Ada tiga komponen yang menyebabkan harga tiket pesawat mahal yaitu harga avtur yang tinggi akibat mahalnya minyak mentah dunia, jumlah pesawat tidak maksimal, dan maskapai kesulitan membeli pesawat karena produsen pesawat Boeing dan Airbus mengurangi produksi mereka.
BACA JUGA: Pertamina Dukung Kebutuhan Avtur di Super Garuda Shield 2022
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah meminta maskapai untuk menyediakan tiket pesawat dengan harga terjangkau demi menjaga konektifitas antar wilayah di Indonesia dan kontinuitas pelayanan jasa transportasi udara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 142 Tahun 2022 yang diterbitkan pada 4 Agustus 2022 lalu, pemerintah mengizinkan maskapai untuk memungut tarif tambahan pesawat jet dengan porsi maksimal 15 persen dari tarif batas atas. Sementara pesawat propeller maksimal 25 persen dari tarif batas atas.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memandang kebijakan itu untuk menyelaraskan langkah akselerasi kinerja dengan tetap menjaga komitmen kepatuhan terhadap aturan bisnis penerbangan.
Hal itu termasuk mengenai penerapan komponen harga tiket mengacu pada ketentuan dan regulasi berlaku serta secara berkesinambungan terus meningkatkan layanan transportasi udara yang berkualitas bagi masyarakat. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul