jpnn.com, JAKARTA - Indopol Survey and Consulting melakukan jajak pendapat tentang persepsi publik terhadap penanganan Covid-19 di Jawa Timur (Jatim).
Tujuan survei yang dilakukan pada 23-28 Juli 2020 itu ialah mengevaluasi kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim selama kurang lebih enam bulan sejak Covid-19 pertama menyebar di Indonesia.
BACA JUGA: Luncurkan Gerakan 26 Juta Masker, Mendagri: Pemprov Jatim Agresif Mencegah Covid-19
Dari survei itu muncul terungkap 58 persen responden yang notabene masyarakat Jatim prihatin sekaligus waspada terhadap virus corona jenis baru yang kini wabah tersebut.
Selanjutnya ada 17 persen responden yang menilai Covid-19 telah menjadi penyebab kesengsaraan kehidupan mereka. Adapun 16,2 persen responden menilai pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah melebih-lebihkan fenomena Covid-19.
BACA JUGA: Ngeri, COVID-19 di Jawa Timur Lebih Mematikan Ketimbang Luar Negeri
“Jumlah masyarakat yang menilai Covid-19 menjadi penyebab kesengsaraan dan dilebih-lebihkan ini cukup besar dan berimplikasi terhadap pola hidup mereka dalam menghadapi Covid-19,” kata Direktur Eksekutif Indopol Survei Ratno Sulistiyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/8).
Meskipun begitu, lanjut dia, ada 75 persen responden yang menilai cara pemerintah dalam menangani orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), serta positif Covid-19 sudah cepat dan bagus. Hal itu berimplikasi pada tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah.
BACA JUGA: Data PGRI dan Pemkot Surabaya Beda soal Jumlah Guru yang Meninggal karena Covid-19
Ada 68,2 persen responden merasa puas dengan kinerja Pemprov Jatim dalam menangani Covid-19. Persentase terbesar terdapat di Kota Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kota Mojokerto, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Madiun.
Sebaliknya, ketidakpuasan tertinggi terjadi di Kota Batu, Kota Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Sidoarjo, dan Kota Pasuruan.
Ratno menjelaskan, kinerja pemerintah dalam menangani Covid-19 yang dirasakan masyarakat ialah dalam bentuk imbauan mematuhi protokol kesehatan (62,2 persen), pembagian masker (16,1 persen), penyemprotan desinfektan (9,7 persen), PSBB (4,9 persen), dan pembagian hand sanitizer (0,3 persen).
Pada saat pengambilan data survei, Jatim menjadi provinsi dengan tingkat paparan Covid-19 tertinggi di Indonesia. Tercatat pada 23 Juli 2020 jumlah positif Covid-19 di Jatim mencapai 19.450 orang atau lebih tinggi dibanding Provinsi DKI Jakarta.
Selama 42 hari tepatnya sejak 26 Juni hingga 6 Agustus 2020, Jatim sempat menyandang gelar sebagai 'Juara Covid-19'.(boy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Boy