jpnn.com, SURABAYA - Baru-baru ini muncul edaran berkepala surat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Surabaya. Isi surat yang beredar di Whatsapp itu menyebut terdapat puluhan guru di Kota Surabaya yang meninggal akibat Covid-19.
Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membantah data tersebut. Guru yang meninggal akibat Covid-19 tak sebanyak data milik PGRI.
BACA JUGA: Masyaallah, Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Tembus 151 Ribu, Jakarta Paling Parah
Surat berkop PGRI itu dibuat pada 14 Agustus 2020, ditandatangani oleh Ketua PGRI Kota Surabaya Sumarto, dan Sekretaris PGRI Mudjoko.
Isi surat di antaranya meminta agar guru tetap menjalankan work from home (WFH) dan work from office (WFO).
BACA JUGA: 6 Penumpang Pesawat Jakarta - Pontianak Positif Covid-19, Gubernur Beri Sanksi Tegas
Surat tersebut menyatakan terdapat puluhan guru dan tenaga kependidikan yang meninggal dan terpapar Covid-19.
Ngopibareng.id belum mendapatkan konfirmasi dari PGRI tentang kebenaran surat ini. Upaya konfirmasi dari telepon dan Whatsapp belum mendapatkan respon.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Banser vs Dedengkot HTI, Warning untuk Gibran, Antasari Bersuara Lagi
Namun, Pemkot Surabaya menampik klaim dalam surat itu. Wakil Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Irvan Widyanto mengungkapkan, pihaknya sudah mengonfirmasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya, bahwa jumlah guru yang meninggal akibat Covid-19 di Surabaya, tidak sebanyak itu.
"Itu hoaks, coba cek PGRI apakah benar mengeluarkan pernyataan seperti itu. Saya sudah cek data dari dinkes tidak sebanyak itu," ujar Irvan.
Menurut data Dinkes Kota Surabaya, terdapat empat guru yang meninggal akibat Covid-19. Namun, dia tidak memerinci guru dari sekolah mana dan jenjang pendidikan apa yang meninggal akibat Covid-19.
Irvan menjelaskan, hingga saat ini Pemkot Surabaya tengah melakukan tes swab massal untuk guru SD dan SMP se-Surabaya. Baik negeri maupun swasta.
"Total sudah ada 3.117 guru yang melakukan tes swab massal tersebut,"ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan atas intruksi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini karena mementingkan keselamatan para guru SD dan SMP se-Surabaya.
"Kami prioritaskan untuk kesemalatan guru SD dan SMP se-Surabaya," imbuhnya.
Irvan menambahkan, dari tes swab massal tersebut diketahui ada 137 guru yang positif di mana empat di antaranya meninggal dunia. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia