Konon Rupiah Digital Berpeluang Jadi Mata Uang Lintas Batas

Jumat, 14 Oktober 2022 – 18:08 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan pihaknya memproses perkembangan rupiah digital. Foto: dok. Zipmex Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan pihaknya memproses perkembangan mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currencies (CBDC) atau kerap disebut rupiah digital.

Menurutnya, Presidensi G20 Indonesia terus mengeksplorasi kemungkinan CBDC menjadi alat pembayaran lintas batas.

BACA JUGA: BI Sebut Rupiah Digital Sudah Finalisasi, Kapan Mengudara?

"G20 terus menyambut CBDC menjadi alat pembayaran lintas batas sesuai dengan integritas serta stabilitas sistem finansial dan moneter internasional," kata Perry saat menyampaikan hasil Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Washington DC, AS, Kamis sore waktu setempat.

Perry membeberkan G20 menyambut baik diskusi lanjutan tentang sistem pembayaran yang saling terkait serta opsi akses dan interoperabilitas CBDC.

BACA JUGA: Ketua MPR Dorong Bank Indonesia Secepatnya Terapkan Rupiah Digital

Menurut dia, G20 juga berkomitmen untuk memajukan implementasi Peta Jalan G20 pada Pembayaran Lintas Batas Negara untuk mencapai pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif.

"Wujud implementasi regional, bank sentral pada ASEAN-5 akan menandatangani Perjanjian Umum pada Konektivitas Pembayaran di antara Bank Sentral ASEAN-5 di sela-sela KTT Leaders’ Summit pada November 2022," beber Perry.

BACA JUGA: Rupiah Digital Bisa Jadi Tanggul dari Gempuran Kripto

Selain itu, FMCBG G20 juga mendorong komitmen Global Financial Safety Net, alokasi Special Drawing Right (SDR) untuk mendukung mereka yang rentan serta penguatan modal Bank Pembangunan Multilateral (MDB).

Oleh karena itu, ada kemajuan komitmen dalam pelaksanaan regulasi dan pengawasan sektor keuangan, yang mencakup aset pasar kripto, keberlanjutan ekonomi yang inklusif dan strategi untuk penguatan literasi finansial digital.

Saat pemulihan pandemi sedang berlangsung, G20 menantikan laporan akhir exit strategies dan mitigasi scarring effect pada sektor keuangan, serta upaya untuk mengatasi kerentanan di Lembaga Keuangan Non-Bank (NBFI).

"Selain itu, G20 berkomitmen terus memperkuat sektor keuangan global melalui peningkatan pemantauan risiko dan melalui optimalisasi manfaat teknologi dan digitalisasi," ungkap Perry.

G20 menyambut baik penilaian FSB mengenai pengawasan dan regulasi stablecoin global, serta aktivitas pasar aset kripto.

"Juga, menerima panduan akhir oleh BIS CPMI dan IOSCO yang menegaskan bahwa prinsip untuk infrastruktur pasar keuangan berlaku dalam pentingnya pengaturan stablecoin yang sistemastis," pungkas Perry. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Rupiah Digital   CBDC   G20   kripto   uang   BI  

Terpopuler