Konon, saat Pelangi Muncul Para Bidadari Mandi di Sini

Jumat, 12 Februari 2016 – 00:05 WIB
Air terjun Drimas di Dusun Garungan, Desa Karangsari, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Foto: Fathul Jamil/Magelang Ekspres

jpnn.com - MASIH terlihat alami. Air terjun Drimas  di Dusun Garungan, Desa Karangsari, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, itu tampak memesona.

Fathul Jamil, Sapuran

BACA JUGA: Luar Biasa, Coretan Arek Suroboyo Diapresiasi Valentino Rossi dan Paul McCartney

SEBELUM memasuki Kabupaten Wonosobo dari arah timur, baik Magelang maupun Purworejo, wisatawan tak akan merasa puas ketika tidak mampir di Desa Karangsari, sebelah selatan Ibukota Kecamatan Sapuran. Dari Alun-alun Sapuran tidak jauh sekitar 5 km menuju ke arah selatan tepatnya di Dusun Garungan.

Di dusun inilah wisatawan akan disuguhi pemandangan hijaunya dedaunan, dan aroma merekah bunga kopi yang konon terkenal sejak dulu, khas kopi sapuran. 

BACA JUGA: Wajah-wajah Lusuh setelah Banjir Bandang Menghantam

Ramahnya penduduk dusun selalu menyapa saat kaki  menapak di tanah tersebut. Keramahan warga tak lepas dengan senyum yang mereka berikan. Mereka selalu menyapa setiap pengunjung yang akan menikmati suasana pedesaan. Pengunjung akan diajak dan ditunjukan keindahan panorama di dusun ini.

Perjalanan dimulai dengan menapaki jalur yang belum selesai dibuka, bahkan para warga dusun setiap hari Minggu gotong royong  memperbaiki jalur. Mereka berharap bisa menjadi akses pariwisata. 

BACA JUGA: Kesannya Sunyi tapi Indah, Romantis

Hampir 15 menit berjalan ke lokasi, yang dipandu oleh warga. Tak lama dari kejauhan terdengar suara gemuruh air. 

“Sesampai di tempat yang diharapkan ternyata saya disuguhi sebuah air terjun yang pemandangan nya sangat eksotik,” kata Dillah saat mengunjungi curug itu.

Air terjun dengan ketinggian  60 meter. Derasnya air membentuk percikan kemana-mana seperti embun. Tanpa terasa dari jarak 20 meter badan basah kuyup oleh percikan air terjun ini. 

Suasana alam hijau yang masih lebat begitu terasa, seakan berada di tengah hutan belantara. Ternyata ini air terjun yang pertama dan masih harus bejalan lagi menuju keindahan ai terjun yang lain sebelum menuju tempat yang konon sering dijadikan lokasi sang bidadari mandi.

Menyusuri jalan setapak lagi ke arah barat menyisir aliran air, pengunjung akan ditunjukan pemandu berbagai jenis pepohon yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Bahkan bau khas buah durian dan nangka yang sudah matang menambah harumnya suasana perjalanan. 

Sekitar hampir 25 menit berjalan tak lama dikejutkan warga yang sedang mandi menikmati derasnya air di Sendang. Semakin dekat, mulai terasa aroma seperti air embun. 

Dari kejauhan pemandu Kang Ubiy menunjukkan lokasi air terjun tersebut dan kaki langsung bergerak mempercepat langkah. 

Sungguh asri. Cerita warga sekitar, konon air terjun Drimas ini tempat mandi para bidadari setiap pagi, saat matahari cerah. Warga cerita, jika pelangi yang berwarna-warni pertanda para bidadari sedang turun.

“Dulu kakek buyut saya menceritakan,konon kalau setiap pagi, saat mencangkul, sering melihat pelangi dan juga suara air yang seakan sedang ditepuk-tepuk layaknya orang mandi dengan suara suka cita,” cerita Daryono salah satu warga yang mendampingi perjalanan. (ME/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hening, Ketika Pasangan Kekasih Menikah di Sel Tahanan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler