jpnn.com, JAKARTA - Pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama meminta masyarakat tetap tenang menyikapi kemunculan NeoCov.
Sebuah artikel menyebutkan mutasi NeoCoV berisiko menimbulkan masalah pada manusia.
BACA JUGA: Dinkes Bali Minta Masyarakat tidak Khawatir Berlebihan dengan Covid-19 Varian OmicronÂ
"NeoCoV ini baru berdasar analisa di laporan artikel. Sejauh ini belum menulari manusia," kata Tjandra Yoga Aditama yang dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (30/1).
Namun, hingga saat ini belum muncul laporan virus NeoCoV menular pada manusia.
BACA JUGA: Didesak Pengusaha, Pemerintah Pangkas Masa Karantina COVID-19 Jadi Sebegini
"Jadi, sekarang belum bermutasi dan belum tentu juga akan bermutasi lagi atau tidak, bisa saja tetap seperti sekarang dan tidak bermutasi lagi," ujarnya.
Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu juga menyampaikan teori lain yang menyebut NeoCoV adalah virus corona penyebab MERS CoV dan juga penyebab Covid-19.
BACA JUGA: Kebobolan, PM Selandia Baru Terpapar COVID-19 di Udara
"Maka, orang dapat saja berteori bahwa kalau nanti NeoCoV bermutasi. Bisa saja diduga bahwa penularannya akan seperti Covid19 dan fatalitasnya seperti MERS CoV, tapi ini kalau NeoCoV bermutasi ke arah itu, bisa saja mutasinya. Kalau pun ada, akan ke arah lain lagi," katanya.
Kendati sampai NeoCoV tak berpotensi menyerang manusia, tetapi potensi itu tetap ada.
Oleh karena itu, pemantauan perkembangan NeoCoV harus dilakukan oleh para ahli melalui perkembangan bukti ilmiah yang valid.
"Harus diketahui bahwa mungkin saja dari waktu ke waktu ada virus jenis baru. Ini sudah terjadi sejak dulu, tetapi sekarang karena pandemi COVID-19 maka semua orang jadi sangat memperhatikan itu," katanya.
Guru Besar Paru FKUI itu pun mengimbau masyarakat mengambil berita dari sumber yang dipercaya, atau mengonfirmasi pada sumber yang tepat.
"Jangan cepat mengambil kesimpulan yang mungkin keliru dan apalagi jangan sampai panik yang sama sekali tidak diperlukan," katanya.
Virus NeoCoV awalnya dilaporkan oleh ilmuan asal China. Virus baru itu disebut lebih ganas serta diklaim sebagai varian Covid-19 terbaru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kemunculan NeoCoV masih perlu diteliti lebih lanjut. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia