jpnn.com, BALIKPAPAN - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di Kalimantan menunjukkan tren positif sepanjang 2018.
Berdasarkan data Pertamina Marketing Officer Region VI, konsumsi pertamax naik 16 persen dibanding 2017.
BACA JUGA: Terminal Bahan Bakar Minyak Gunung Sitoli Salurkan Biodiesel B20
Perinciannya, konsumsi pada 2017 sebesar 256.300 kiloliter (kl) dan 2018 sebanyak 296.188 kl.
Sementara itu, konsumsi pertalite naik 20 persen. Pada 2017, konsumsi pertalite hanya 871.826 kl, sedangkan tahun lalu mencapai 1.042.255 kl.
BACA JUGA: Pertamina Ekspansi ke Australia, Bu Karen Didakwa Korupsi Rp 568 miliar
Di sisi lain, konsumsi premium justru mengalami penurunan konsumsi sebesar sembilan persen.
Konsumsi pada tahun lalu hanya 1.134.711 kl, sedangkan pada 2017 mencapai 1.246.212 kl.
BACA JUGA: Direktur Eksekutif Energy Watch Pertanyakan Iktikad Mantan AMT
Dewan Pertimbangan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Balikpapan Afiuddin Zainal Abidin menjelaskan, distribusi BBM premium memang dikurangi.
Sebab, saat ini banyak SPBU yang tidak menjual BBM premium lagi. Seperti yang dialami di SPBU miliknya.
Menurut dia, ada penurunan pasokan sebesar 40 persen. Di sisi lain, BBM nonsubsidi ditambah.
“Sekarang, BBM nonsubsidi diincar. Apalagi harga minyak dunia awal tahun lalu meningkat. Premium sudah lebih dari dua tahun tidak ada penyesuaian harga. BBM dengan kadar oktan 88 persen itu mestinya dijual Rp 7.200–7.400 per liter,” tutur Afiuddin beberapa waktu lalu.
Afiudin menilai, langkah Pertamina menekan konsumsi dengan meminimalisasi dispenser untuk premium cukup baik. (aji/ndu/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kilang RU III Hasilkan Bahan Bakar Ramah Lingkungan Biosolar B-20
Redaktur & Reporter : Ragil