Konsumsi Masih Topang Ekonomi

Kamis, 10 Juli 2008 – 09:10 WIB
JAKARTA – Konsumsi masih menjadi motor utama penggerak perekonomianKetika sektor-sektor lain melambat, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang pertumbuhan

BACA JUGA: Dua Ratus SPBU Siap Pasok BBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, konsumsi rumah tangga tumbuh antara 5,2-5,3 persen.
Menurut dia, konsumsi rumah tangga memiliki peran signifikan, karena porsinya 70 persen dari total pertumbuhan
Tingginya konsumsi didukung pertumbuhan penjualan motor, mobil, penjualan listrik, kredit konsumsi, dan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri.
’’Karena pada triwulan I-2008 perekonomian sudah tumbuh 6,3 persen, semester pertama tahun ini secara keseluruhan mencapai 6,2 persen,’’ ujarnya di Jakarta

BACA JUGA: Industri Wajib menggunakan BBN

Dia memprediksi, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun tidak akan mencapai target 6,4 persen.
     Gara-garanya, ekonomi domestik tersendat mengikuti perlambatan perekonomian global dunia
Meskipun tidak sesuai target, lanjut dia, pertumbuhan nasional masih cukup tinggi

BACA JUGA: Daftar PVA Yang Akan Dicabut Izinnya

’’Secara umum konsumsi masih kuat, meskipun menunjukkan tren melambat,’’ kata Ani, sapaan karib Sri Mulyani.
     Selain konsumsi, penopang lainnya adalah investasi, ekspor, serta imporMenkeu mengatakan investasi masih tumbuh 10,4-10,5 persenKendati belum memenuhi target 12 persen, namun sudah menembus dua digitIndikator tingginya investasi adalah impor barang modal, realisasi investasi langsung asing dan maupun dalam negeri, serta tumbuhnya penjualan semen dalam negeriDi sisi lain, ekspor tumbuh 11,9-12,0 persen, sedangkan impor naik 11,1-11,2 persen.
     Hingga 30 Juni 2008, penerimaan perpajakan tercatat Rp 307,5 triliun atau terealisasi 50,5 persenKenaikan penerimaan perpajakan itu bukan hanya ditopang ekonomi yang tumbuhNamun, juga karena upaya ekstra Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea Cukai.
     Pelaksana tugas (Plt) Menko Perekonomian ini mencontohkan penerimaan PPh sektor industri pengolahan naik 37,5 persenIndustri pengolahan didukung industri makanan dan minuman, kimia, dan elektronikDia menambahkan, PPN impor sektor industri pengolahan meningkat 32,4 persenIni didukung industri kimia yang meningkat 39,4 persen, industri logam dasar 82,6 persen, dan PPN impor industri kendaraan bermotor 46,4 persen

Subsidi Lipat Tiga
     Pada bagian lain, Sri Mulyani optimistis APBN Perubahan 2008 masih aman meski harga minyak dunia terus meningkatDia mengatakan APBNP 2008 masih dalam batas aman jika harga minyak tidak lebih dari USD 145 per barelSyarat lainnya, konsumsi BBM bersubsidi hingga akhir tahun tidak lebih dari 40 juta kiloliter (KL).
     ’’APBNP aman, walaupun jumlah subsidinya menjadi besar sekali,’’ kata Sri MulyaniSelama harga BBM dalam negeri masih memakai pola penetapan, berbagai kemungkinan memang terjadiSebab, harga internasional terus bergejolakKata dia, jika harga internasional dan konsumsi melebihi batas aman, pemerintah berkonsultasi kembali dengan parlemen.
     Dia memastikan, pemerintah tidak mengajukan APBNP untuk kali keduaJika harga minyak berbeda dengan asumsi dalam UU APBNP, pemerintah menggunakan pasal 7 dan 14 undang-undang tersebutKedua pasal tersebut memberikan kemungkinan penggunaan sejumlah kebijakan fiskal jika harga minyak melebihi asumsi APBNP’’Kita lihat apakah bisa disikapi dengan pasal-pasal tersebut,’’ katanya
     Dalam UU Keuangan Negara disebutkan pula, jika pelaksanaan anggaran tidak sesuai APBN, Menkeu bisa memakai dua langkahPertama, mengajukan perubahan anggaranKedua, melaporkan realisasi anggaran kepada DPR’’Kami menggunakan pilihan kedua,’’ sebutnyaSubsidi BBM hingga Juni 2008 mencapai Rp 60,5 triliunJauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2007 sebesar Rp 26,3 triliun.
     ’’Ini artinya tiga kali lipat dibandingkan realisasi tahun laluUntuk subsidi listrik hingga tengah tahun ini sudah Rp 26,4 triliun, juga naik tiga kali lipat dari realisasi tahun lalu Rp 8,7 triliun.’’ Konsumsi BBM bersubsidi juga terus meningkatDari Januari-Juni, konsumsi BBM mencapai 19,6 juta kiloliterDengan begitu, hingga akhir tahun konsumsi BBM diproyeksikan menembus Rp 39 juta-Rp 40 juta kiloliter(sof/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Cabut Izin 30 Usaha Valas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler