Konsumsi Rumah Tangga Kontributor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi

Jumat, 26 April 2019 – 01:54 WIB
Ilustrasi beras. Foto: Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ramadan dan Idulfitri diprediksi membuat konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama dan kedua 2019 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

’’Selain itu, ada belanja dari libur anak sekolah dan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang lebih cepat pada awal tahun ini,’’ kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, Rabu (24/4).

BACA JUGA: Kebutuhan Daging Sapi Tembus 2.352 Ton

Menurut Suahasil, dorongan utama terjadi saat Ramadan dan Idulfitri yang jatuh pada Mei dan Juni mendatang.

Selama inflasi bisa dijaga rendah, daya beli masyarakat bakal membaik. Karena itu, harga-harga pada momen Ramadan dan Idulfitri harus terkontrol.

BACA JUGA: Harga Bahan Pokok Terus Merangkak Naik Jelang Ramadan

Dengan demikian, potensi kenaikan konsumsi rumah tangga tidak tertahan inflasi yang terlalu tinggi.

Konsumsi rumah tangga sejauh ini masih menjadi kontributor besar pada pertumbuhan ekonomi, yakni 56 persen.

BACA JUGA: Begini Cara Kubu Prabowo Menumbuhkan Ekonomi Indonesia

Karena itu, pemerintah tidak boleh kehilangan momentum kenaikan konsumsi rumah tangga bila ingin menggenjot pertumbuhan.

Sebab, konsumsi pemerintah dan lembaga nonprofit melayani rumah tangga (LNPRT) saja tidak cukup meski 2019 adalah tahun pemilu.

’’Kita mesti pastikan konsumsi masih bisa tumbuh,’’ tuturnya.

Ekonom Indef Eko Listiyanto menuturkan, seiring dengan adanya kepastian di dunia usaha setelah pilpres dan sebentar lagi memasuki Ramadan, tren rumah tangga akan naik.

Terbukti, para produsen mengantisipasi peningkatan permintaan seiring dengan naiknya indeks PMI.

Dia menjelaskan, sebenarnya tren kenaikan itu terjadi karena momen Ramadan berdekatan dengan pilpres.

Selain itu, sempat terjadi wait and see. Kenaikan konsumsi kali ini dibarengi optimisme dunia usaha setelah pilpres.

Karena hitungan kuartal I (Q1) baru sampai Maret dan pilpres April, konsumsi rumah tangga hanya bakal tumbuh lima persen yoy. Pada Q2, baru terasa impact Ramadan dan Lebaran.

’’Kontribusi konsumsi tetap tinggi, setidaknya di Q1 bisa mencapai 55 persen dari PDB,’’ ungkapnya.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah memperkirakan konsumsi rumah tangga pada Q1 mencapai 5–5,1 persen dengan kontribusi terhadap PDB di kisaran 54 persen.

’’Juga, menimbang investasi pada Q1 relatif stagnan karena pemilu,’’ jelasnya. (rin/nis/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Debat Kelima Pilpres: Jokowi Utamakan Pemerataan ketimbang Pertumbuhan Ekonomi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler