"Sikap SBY yang cenderung diam menimbulkan pandangan bahwa pemerintah tidak mengedepankan cara-cara persuasif
BACA JUGA: Menag: Penambahan Kuota Haji Belum Pasti
Justru menimbulkan kesan pemerintah mengedepankan sikap represif dengan kekuatan militer," kata Divisi Advokasi Kontras, Krisbiantoro kepada JPNN di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/8).Krisbiantoro menilai, pemerintah seharusnya lebih cepat memberikan respon terhadap konflik yang terjadi di Papua dengan cara dialog
"Pemerintah semestinya menindaklanjuti hasil Kongres Damai Papua dan mendukung inisiatif Jaringan Damai Papua yang sejauh ini membangun dialog dari bawah
BACA JUGA: BPS Sebut Masyarakat Puas dengan Layanan Haji
Kalau pemerintah tidak kunjung mendukung hasil kongres yang salah satunya adalah mengedepankan dialog, saya khawatir memang pemerintah tidak setuju dengan hasil kongres itu dan cenderung ingin menyelesaikan dengan cara militer," ujarnya.Selain mengkritisi sikap SBY yang lamban, Kontras juga menyoroti beberapa pernyataan pejabat pusat yang justru dinilai memperkeruh suasana
BACA JUGA: Busyro Muqoddas Makin Khusuk Bekerja
Kondisi seperti ini mengingatkan saya seperti respon pemerintah saat konflik di Poso dan Ambon," tandasnya.Sekadar informasi, hingga Agustus 2011 setidaknya ada 8 peristiwa kekerasan dan penembakan yang terjadi di PapuaBeberapa di antaranya adalah peristiwa kekerasan berupa penembakan tiga anggota TNI Yonif 751/BS pada 5 Juli 2011 di Kampong Distrik, Tingginambut, Puncak JayaAda juga kontak senjata antara anggota TNI dan kelompok Goliat Tabuni pada 13 Juli 2011 di Mulia, Puncak Jaya dan penembakan terhadap anggota TNI Yonif 751/BS saat sedang patroli di Kampong Yambi, Mulia, Puncak Jaya.(tas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puasa Bikin Busyro Makin Khusuk Bekerja
Redaktur : Tim Redaksi