Kontribusi RAPP Capai Rp 175 Triliun

Senin, 19 Desember 2011 – 10:44 WIB

JAKARTA - Hasil kajian tiga universitas terkemuka, yakni Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI), Universitas Riau, dan Universitas Islam Riau menyebutkan, kontribusi perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mencapai Rp 175 triliun terhadap output ekonomi di Provinsi Riau selama 1999-2010.

Menurut Dr Widyono Soetjipto, peneliti LPEM-FEUI, kajian yang dilakukan secara independen ini menunjukkan sepanjang 12 tahun, kontribusi RAPP telah menembus Rp 196 triliun dalam pembentukan output nasional"Sebesar 89 persen atau setara Rp 175 triliun terjadi di Provinsi Riau," kata Widyono dalam keterangannya, Minggu (18/12).

Widyono menjelaskan, penelitian itu bertujuan mengetahui dampak ekonomi di antaranya output, Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan rumah tangga dan tenaga kerja

BACA JUGA: 2012, KARK Target Pendapatan Rp 2,04 Triliun

Penelitian juga dilakukan guna mengetahui dampak fiskal seperti pajak, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sekitar 76,6 persen dari total dampak pendapatan rumah tangga RAPP terjadi di Provinsi Riau dengan pendapatan tertinggi pada 2010 mencapai Rp 2,85 triliun
Nah, dalam periode 1999-2010, kontribusi perusahaan itu dalam pembentukan pendapatan rumah tangga di Pelalawan sekitar Rp 10,73 triliun atau setara 46,11 persen dari total pendapatan rumah tangga di Pelalawan.

Dari hasil kajian terungkap, keberadaan RAPP telah menciptakan kesempatan kerja nasional, dimana yang muncul di Riau sekitar 73 persen dari total kesempatan kerja nasional

BACA JUGA: Infrastruktur Bisa Cepat

"Rerata dalam selama 1999-2010, RAPP telah memicu penciptaan kesempatan kerja untuk 36 ribu orang per tahun atau 42 persen dari total kesempatan kerja di Pelalawan," paparnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau, Tengku Dahril mengakui, keberadaan RAPP berdampak positif bagi Kabupaten Pelalawan yang merupakan daerah pemekaran di Riau
"RAPP bukan ancaman sebab kegiatan industrinya akan mendorong kemajuan daerah pemekaran seperti yang terjadi di Pelalawan," ujarnya.

Tony Wenas, Presiden Komisaris RAPP mengemukakan, selama ini RAPP menjalankan usahanya dengan pola bisnis yang berkelanjutan dengan menyeimbangkan aspek pembangunan sosial dan ekonomi

BACA JUGA: Bapepam-LK Kebut Izin Efektif

Perusahaan menerapkan tiga pilar bisnis yang merujuk pada aspek Planet, People dan Profit (3P)

Ia berharap, kajian independen tersebut menjadi masukan konstruktif bagi perusahaan guna lebih berperan lagi dalam pembangunan ekonomi di RiauPasalnya, sudah semestinya keberadaan industri memberikan efek positif bagi lingkungan sekitarnya"Kedepan, kami berharap agar RAPP dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi pertumbuhan wilayah ini," katanya(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Butuh 3 Kilang Anyar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler