jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri didaput menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 33 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam peraturan tersebut dijelaskan BRIN terdiri dari dewan pengarah dan pelaksana.
BACA JUGA: PDI Perjuangan: Megawati Penggagas Awal Badan Riset dan Inovasi Nasional
Pengangkatan Mega itu menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat. Pasalnya, latar belakang Mega dinilai tidak cocok dengan posisi tersebut.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga megatakan, penilaian akademisi tersebut masul akal.
BACA JUGA: Habib Aboe PKS: Presiden Menitipkan Salam untuk Bu Megawati
Menurutnya, latar belakang Ketum PDIP itu memang tidak berkaitan dengan dunia sains. Selama ini Mega hanya dikenal sebagai politisi yang menjadi ketua umum partai dan pernah presiden menggantikan Gusdur yang saat itu diturunkan MPR melalui Sidang Istimewa.
"Patut disayangkan kenapa Mega mau menerima tawaran tersebut. Sebab, sebagai sosok yang pernah menjadi presiden, idealnya posisi tersebut bukan, lah, jabatan yang menarik buat mantan presiden," ujar Jamiluddin kepada JPNN.com, Rabu (5/5).
BACA JUGA: Bu Megawati Sangat Detail soal Urusan Penanganan Bencana
Mantan Dekan Fikom IISIP itu membayangkan kesulitan Ibunda Puan Maharani tersebut mengarahkan para ilmuwan yang menjadi peneliti dan penemu inovasi di BRIN.
Pasalnya, para ilmuwan di BRIN memiliki keahlian khusus yang mumpuni dan bekerja dalam kesenyapan.
"Sungguh ironis orang-orang sekaliber mereka diarahkan orang yang tak pernah berkiprah di dunia riset dan inovasi," kata Jamiluddin.
Atas dasar itu, penulis buku Perang Bush Memburu Osama tersebut menyimpulkan BRIN bukan dunia Mega sehingga dinilai tak layak menerima posisi Ketua Dewan Pengarah.
Menurutnya, posisi itu cocok diberikan kepada ilmuwan indonesia yang tersebar di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Mereka dianggap berkompeten menduduki posisi tersebut.
Dia menyatakan, Mega sebaiknya cukup menjadi negarawan, seperti yang diperankan Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, dan Tri Sutrisno.
"Posisi ini jauh lebih terhormat daripada jabatan ketua Dewan Pengarah BRIN. Biarlah para ilmuwan membesarkan BRIN melalui hasil riset dan inovasinya untuk kebanggaan negeri tercinta," tutur Jamiluddin. (cr3/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama