jpnn.com - BAKAL calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump dibunuh di rumah mewah miliknya. Pengusaha kawakan itu dipukuli dan diperkosa hingga tewas oleh seorang guru bernama Garrison.
Tentu saja hal itu tidak terjadi di dunia nyata. Peristiwa di atas merupakan adegan penutup episode anyar serial kartun satir, South Park yang tayang di Amerika Serikat pada hari Rabu (23/9) malam waktu setempat.
BACA JUGA: Dari Katedral St Patrick, Paus Fransiskus Kirim Doa Menyentuh untuk Tragedi Mina
Episode berjudul "Where My Country Gone" ini berisi banyak lelucon dan sindiran kepada Trump. Terutama mengenai sikap kandidat dari Partai Republik itu terkait isu-isu imigrasi dan keamanan perbatasan.
BACA JUGA: Di Katedral, Pemimpin Umat Katolik Dunia Ini Berdoa untuk Korban Mina, Katanya...
Foto: ign
Dikisahkan bahwa di dunia South Park, Trump adalah presiden Kanada yang terpilih melalui pemilu. Kebalikan dari sikapnya di dunia nyata yang keras pada imigran, dalam kartun ini dia malah membuat kebijakan yang mendorong warga Kanada untuk eksodus ke wilayah Amerika Serikat.
BACA JUGA: Mina Berdarah, Pemimpin Katolik Dunia Ikut Bersuara
Garisson yang berprofesi sebagai guru di Kota South Park tidak suka dengan kebijakan tersebut. Karakternya dimaksudkan sebagai parodi dari pemikiran dan gaya retorika Trump di dunia nyata yang ceplas ceplos namun kurang bernalar.
"Saya mungkin tidak mengerti politik atau kebijakan imigrasi, atau hukum atau pun konsep logika dasar. Tapi saya tahu ada terlalu banyak orang Kanada di sini dan saya tidak akan tinggal diam," ujar Garrison dengan nada berapi-api khas Trump.
Karakter berkacamata itu kemudian menyeberangi perbatasan Amerika-Kanada secara diam-diam dan mendatangi kediaman Trump. Di sana dia bergumul dengan Trump. Setelah menang, Garisson kemudian memperkosa Trump hingga tewas.
Foto: comedycentral/dailymail
South Park selama ini memang dikenal tidak pernah malu-malu "menghajar" tokoh-tokoh terkemuka dunia. Namun episode ini merupakan kali pertama mereka menjadikan Donald Trump sebagai target utama.
Dilansir dari The Guardian, beragam muncul dari warga Amerika Serikat atas karya terbaru duet kreator Trey Parker dan Matt Stone ini. Sebagian memandangnya sebagai satir yang brilian. Namun ada juga yang berpandangan lelucon yang disajikan terlalu berlebihan dan tidak berkelas.
"Apakah adegan Donald Trump diperkosa sampai mati di South Park satire, satire yang terlalu jauh atau hanya katarsis bagi orang-orang yang sudah muak dengan gayanya (Trump)," tulis akun Twitter @agodtt.
Trump saat ini masih menjadi kandidat terkuat dari Partai Republik untuk maju pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016. Hasil poling terbaru menunjukan elektabilitas bekas pemilik rumah judi itu teratas di antara 14 kandidat laiannya dengan raihan 26 persen. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemimpin Agama Minta PBB Perhatikan Hal Ini
Redaktur : Tim Redaksi