Konvensi, Pisau Bermata Dua

Senin, 16 September 2013 – 02:31 WIB

jpnn.com - KONVENSI capres Partai Demokrat bisa menjadi pisau bermata dua. Satu sisi, konvensi diharapkan menjadi salah satu pintu untuk mengerek dukungan publik terhadap Partai Demokrat dalam menghadapi Pemilu 2014. Di sisi lain, itu bisa membuat Demokrat makin terpuruk.

Dewan Penasihat The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jeffrie Geovanie mengingatkan, konvensi capres bisa menjadi bumerang jika tidak dilaksanakan secara transparan dan demokratis. Dengan kata lain, dalam pelaksanaannya, konvensi ternyata malah melenceng dari prinsip-prinsip demokrasi.

BACA JUGA: Kampanye Konvensi, Sarundajang Hanya Manfaatkan Teknologi

"Sudah seharusnya konvensi dilaksanakan secara terbuka dan demokratis. Kalau tidak, justru bisa jadi bumerang," tutur Jeffrie. Terutama, lanjut dia, Demokrat harus bisa memastikan hasil akhir konvensi ditempuh lewat mekanisme yang fair.
 
Hanya dengan itu, kata dia, Demokrat bisa meraih manfaat dari perhelatan konvensi. Yakni, selain berpotensi besar turut meningkatkan elektabilitas, partai berlambang Mercy itu bisa mengantongi kandidat capres yang potensial. "Yakinlah, kalau survei pemilih nasional yang menjadi basis dalam mengambil keputusan, calon yang ditetapkan akan sangat mencerminkan aspirasi pemilih nasional," tandasnya.
 
Sejak kongres II Partai Demokrat di Bandung 2010, partai yang kini dipimpin langsung oleh SBY itu terus menghadapi persoalan internal. Situasi menjadi makin sulit ketika sejumlah kader utama mereka terbelit beberapa kasus korupsi yang menyita perhatian luas publik. Elektabilitas partai pun akhirnya merosot.
 
Berdasar survei sejumlah lembaga, hingga beberapa waktu terakhir, Demokrat rata-rata hanya memiliki tingkat keterpilihan 10 persen. Itu jauh di bawah perolehan suara pada Pemilu 2009 yang mencapai 20,58 persen.
 
Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan tidak membantah bahwa di balik pelaksanaan konvensi, partainya menyimpan harapan adanya implikasi positif. Yaitu, peningkatan elektabilitas. "Konvensi adalah memilih calon pemimpin akan datang, tapi harapan (elektabilitas naik, Red) sih tentu ada," tandas menteri koperasi dan UKM tersebut.
 
Di atas kertas, peningkatan suara Demokrat karena imbas konvensi sangatlah mungkin didapat. Pasalnya, tujuh di antara sebelas peserta konvensi merupakan tokoh dari luar Partai Demokrat. Artinya, jika tujuh kandidat capres itu sungguh-sungguh melakukan kerja politik meningkatkan popularitas maupun elektabilitas masing-masing dengan membentuk atau menghidupkan jaringan hingga ke daerah, Demokrat akan mendapat imbas positif pula.
 
Di luar struktur Partai Demokrat yang sudah dimiliki hingga daerah, tim sukses maupun jaringan relawan para peserta konvensi tersebut bisa menjadi suntikan energi baru. Keberadaan mereka itulah yang pada akhirnya punya potensi besar meningkatkan suara Demokrat secara langsung maupun tidak langsung. "Masing-masing partai tentu punya strategi yang berbeda dan terbaik bagi masing-masing pula," ucap Syarief.
 
Target elektabilitas telah ditetapkan. Termasuk waktu pencapaian target tersebut. Hingga Desember 2013, Demokrat mematok tingkat dukungan pemilih untuk partainya sudah bisa rebound di angka 15 persen.
 
Desember mendatang merupakan akhir dari tahap pertama konvensi capres. Berikutnya, tahap kedua dilaksanakan pada Januari"April 2014. "Target kami hingga Desember 2013 sudah bisa mencapai angka itu (15 persen, Red)," tandasnya. (dyn/c10/agm)

BACA JUGA: Mahfud Bicara Korupsi di Hadapan Anggota Kahmi

BACA JUGA: Meriah, Pendukung Adu Yel-yel di Konvensi PD

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Majelis Rasulullah Lanjutkan Perjuangan Habib Munzir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler