Koperasi Syariah Berkembang Pesat

Minggu, 11 Agustus 2019 – 01:52 WIB
Nasabah koperasi sedang dilayani pegawai koperasi. Foto: Firmansyah/Radar Gresik

jpnn.com, SURABAYA - Perekonomian syariah memiliki peluang yang sangat besar untuk berkembang pesat di Jawa Timur (Jatim).

Selain mayoritas penduduknya beragama Islam, Jatim punya banyak pesantren. Karena itulah, masa depan di provinsi yang beribu kota di Surabaya tersebut cerah.

BACA JUGA: Dana Pihak Ketiga Bank Jatim Capai Rp 57 Triliun

Ketua Forum Ekonomi Syariah (FES) Ali Hamdan menyebutkan, jumlah koperasi syariah di Jatim sampai 2016 mencapai 2.308. Padahal, satu dasawarsa lalu hanya ada sekitar 600 koperasi syariah.

BACA JUGA: Industri Percetakan Kejar Pertumbuhan 10 Persen

BACA JUGA: Naik Tajam, Aset Bank Jatim Tembus Rp 68 Triliun

’’Bentuknya macam-macam. Ada koperasi wanita syariah, koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah, hingga koperasi pesantren,’’ terangnya dalam Sosialisasi Infrastruktur Keuangan Mikro Pembiayaan Syariah dalam Mendukung Program Inklusi Keuangan Syariah di Grand City, Surabaya, Kamis (8/8).

Ali menyatakan, seluruh koperasi syariah itu berbadan hukum sejak 2016. Selain koperasi-koperasi yang sejak awal berdiri memang bersistem syariah, belakangan ini sejumlah koperasi baru berubah menjadi syariah.

BACA JUGA: Mengintip Kemudahan Bertransaksi via Aplikasi Jatimcode Milik Bank Jatim

Misalnya, Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG), Koperasi Pegawai Pelindo III (Kopelindo), dan koperasi PLN Sidoarjo.

“Namun, tetap bisa membantu meningkatkan total aset koperasi Jatim,’’ katanya.

Secara prinsip, perbedaan koperasi konvensional dengan syariah terletak pada model transaksi atau akad.

Koperasi konvensional biasanya hanya menawarkan produk tunggal. Yakni, simpan pinjam. Koperasi syariah memiliki lebih banyak produk.

’’Selain simpan pinjam berbasis Islam, ada program peningkatan modal usaha, sewa, dan lain-lain,’’ papar Ali.

Koperasi syariah juga wajib memiliki dewan pengawas. Dewan itulah yang bertugas mengawal kesyariahan koperasi.

Demi menggairahkan koperasi syariah di Jatim, pemerintah rutin mengedukasi warga lewat pelatihan dan workshop di kabupaten/kota.

Sayangnya, mendapat donatur yang mau memodali koperasi syariah bukan perkara mudah.

’’Kendalanya di situ. Kalau koperasi konvensional sih banyak yang menawari pembiayaan,’’ jelas Ali.

Namun, Ali tidak lantas kecil hati. Dia tetap menggalakkan koperasi syariah sambil menjaga kualitas. Minimal semua SDM-nya terstandarisasi melalui sertifikasi.

Kepala Bank Jatim Syariah Didik Sudarsono menuturkan, lembaga yang dipimpinnya sangat mendukung koperasi syariah.

’’Terbukti, dari semua pembiayaan kami, 30 persennya kami salurkan untuk koperasi,’’ ungkapnya. (car/c14/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Upaya Bank Jatim Perkuat Layanan Syariah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler