jpnn.com - Kopi dan kafeinnya kerap dituding sebagai biang penyakit. Kopi, katanya, bisa memperburuk tubuh yang sudah dihampiri kolesterol dan penyakit jantung. Padahal, kopi justru baik untuk mencegah diabetes melitus tipe 2.
Adalah dr Sri Mutriwi SpPD K-MED FINASIM yang menuturkan hal itu. Dia mengutip riset dari Negeri Paman Sam tahun ini. Di riset tersebut ditegaskan bahwa decaffeinated coffee alias kopi nonkafein bisa menghambat risiko diabetes tipe 2. ’’Memang harus yang tanpa kafein. Itu baru manjur,’’ katanya saat ditemui di Gedung Diagnostic Center (GDC) RSUD dr Soetomo. Kopi tanpa kafein itu juga bisa menghindarkan orang dari jantung berdebar. Hal yang berbahaya untuk penderita jantung koroner.
BACA JUGA: Acroyoga, Pose Ekstrem Gerakan Menawan
Dia menambahkan, dalam kopi terdapat 13 komponen. Yang tidak dianjurkan adalah kafein dan pentacyclic diterpenes. Sebab, dua komponen tersebut malah menambah masalah yang terkait dengan sindrom metabolisme. Misalnya, diabetes, jantung koroner, dan obesitas.
Pentacyclic diterpenes, kata dia, menaikkan kadar LDL (low density lipoprotein) atau kolesterol jahat dalam darah. Tak heran, dokter pun tidak menyarankan untuk menenggak kopi dalam jumlah banyak. Sebab, timbunan kolesterol bisa berujung pada penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah.
BACA JUGA: Ini Dia Bahaya Krim Pencerah Kulit
Di sisi lain, kopi pun punya komponen baik yang dijaga agar tidak tersaring, yakni chlorogenic acid. ”Salah satu kebaikannya adalah menurunkan absorpsi glukosa,” tambahnya. Senyawa itu juga berfungsi sebagai antioksidan serta menekan produksi gula darah dari liver. Malah sangat dianjurkan dokter untuk menenggak kopi enam kali sehari.
Meski penelitian itu baru dilakukan pada 2014, kopi yang aman bagi tubuh tersebut kini dijual bebas di luar negeri.
BACA JUGA: Tomat Mampu Pangkas Risiko Kanker Prostat
Dokter Tiwi menjelaskan, sayangnya di Indonesia belum ada kopi yang tanpa kafein atau difilter. ”Kalaupun ada, hanya di beberapa hotel berbintang,” sesalnya.
Meski demikian, tetap ada cara lain yang bisa disiasati untuk mengurangi risiko terkena diabetes. Yakni, dengan memilih makanan yang sehat.
Prof Dr dr H M. Askandar Tjokroprawiro SpPD-KEMD menyebutkan, penderita DM harus pantang gula dan membatasi JAS-BUKET (jeroan, alkohol, sarden, burung dara, unggas, kacang, kaldu, kerang, emping tempe).
Batasi pula TEK-KUK CS2 (telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, susu, santan) untuk menghindari obesitas. Serta, minimkan MABUK (mengandung banyak kromium) seperti merica, apel, brokoli, udang, serta kacang-kacangan. ”Cukup dilakukan dengan batasi, nikmati, imbangi (BNI) setiap makanan yang dimakan,” tandasnya.(bir/ina/c7/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya 12 Persen Orang Mencuci Tangan Sebelum Makan
Redaktur : Tim Redaksi