Korban Bullying Buka Suara di DPR, Sebut Pelaku Anak Ketua Partai

Selasa, 17 September 2024 – 16:08 WIB
Ilustrasi Gedung DPR RI. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN com

jpnn.com - Korban perundungan atau bullying di Binus School Simprug, RE, hadir dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan legislator Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9).

Diketahui, beberapa legislator Komisi III seperti Habiburokhman, Nurdin, Benny K Harman, Sari Yuliati, Aboe Bakar Al-Habsyi atau Habib Aboe, Taufik Basari atau Tobas hadir dalam rapat tersebut.

BACA JUGA: Bantah Ada Perundungan, Binus Simprug Tunjukkan Bukti CCTV dan Video Perkelahian

RE dalam keterangannya di hadapan Komisi III mengaku menjadi korban perundungan sejak pertama kali bersekolah di Binus School Simprug pada November 2023. 

"Saya sudah mendapatkan bullying secara verbal yang tidak ada hentinya. Selalu di-bully di depan umum, di depan siswa laki-laki, di depan siswa perempuan, bahkan di depan guru,” ujar Re dalam RDPU tersebut.

BACA JUGA: Ini Lho Tampang IS, Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Nia Kurnia Sari

Dia kemudian merasa kecewa dengan tindakan pihak sekolah, yakni Binus School Simprug tidak transparan karena tak membeberkan bukti CCTV soal bullying.

"Saya yakin ada CCTV, tetapi kenapa bukti itu tidak pernah diungkapkan" lanjut RE.

BACA JUGA: Seorang Mahasiswa Tewas di Depan SPBU Kelud Semarang, Diduga Korban Pembacokan

Dia dalam RDPU kemudian menyebut anak yang diduga melakukan perundungan meminta korban tak macam-macam.

Seorang sahabat terduga pelaku berkata ke RE bahwa ayah dari sosok yang disinyalir eksekutor berstatus ketua partai berinisial A.

"Sahabat dari ketua geng ini mengakui, lu jangan macem-macem. Bapak gue ketua partai sekarang. Bapak yang berinisial A. Anak yang berinisial M mengaku dan mengatakan itu kepada saya," ujar RE.

Dia bahkan mengatakan ayah terduga pelaku juga memiliki kenalan kuat di berbagai level mulai dari legislatif, yakni DPR sampai yudikatif, yakni Mahkamah Konstitusi (MK).

"Mereka membanggakan dan mengancam saya. Mereka mengatakan kepada saya, lu jangan macam-macam sama kita. Lu mau nyaman sekolah di sini, lu mau bisa kami tidak bully di sini. Lu harus bisa ngelayanin kami semua," ungkap dia. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler