Bantah Ada Perundungan, Binus Simprug Tunjukkan Bukti CCTV dan Video Perkelahian

Sabtu, 14 September 2024 – 22:55 WIB
Kuasa hukum Yayasan Bina Nusantara, Otto Hasibuan (dua dari kiri) saat konferensi pers di Binus School Simprug, Sabtu (14/9). Foto: Kenny Kurnia Putra/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Binus School Simprug membantah adanya perundungan (bullying) maupun pelecehan seksual.  

Hal itu disampaikan langsung kuasa hukum Yayasan Bina Nusantara, Otto Hasibuan dalam konferensi pers di Binus School Simprug, Sabtu (14/9). Menurut Otto, kasus yang terjadi murni perselisihan antarsiswa.

BACA JUGA: Undip-RSUP Dr Kariadi Akhirnya Akui Ada Budaya Perundungan di Pendidikan Dokter Spesialis

Otto menyebutkan dari rekaman CCTV dan video amatir yang dimiliki pihak sekolah tidak terbukti adanya perundungan, kekerasan seksual, dan pengeroyokan atas korban berinisial RE.

"Yang kami temukan berdasarkan penglihatan secara visual yaitu pengawasan dari manajemen sama BINUS dan berdasarkan CCTV yang ada disana kami lihat itu tidak ada pengeroyokan, tidak ada bullying, tidak ada pelecehan seksual," kata Otto.

BACA JUGA: Kolaborasi Universitas Bhayangkara dan SDN Sriamur 05, Beri Edukasi Anti-Bullying untuk Siswa

"Kecuali peristiwa itu tidak terlihat dan tidak diketahui oleh sekolah dan itu hanya bisa dijelaskan oleh para siswa yang terjadi dan ini telah dilakukan oleh polisi," lanjutnya.

Otto menjelaskan peristiwa yang terjadi pada Januari itu tentu tidak luput dan tidak dibenarkan oleh pihak sekolah.

BACA JUGA: Kabar Terbaru dari Kombes Artanto Soal Kasus Perundungan Mahasiswi Undip Semarang

Dia menyebutkan pernah dilakukan upaya restorative justice terhadap peristiwa tersebut mengingat pelaku dan korban saat itu masih di bawah umur.

Atas dasar itu, pihak sekolah mengumpulkan rekaman CCTV dan video tersebut.

"Nah, ternyata di sana itu yang terjadi adalah siswa ini sepakat untuk bertinju apa istilahnya itu berkelahi tidak ada pengeroyokan. Jadi, satu lawan satu berkelahi setelah itu selesai," tegas Otto.

Dia juga menegaskan manajemen sekolah tidak tinggal diam dalam peristiwa tersebut dan menawarkan agar RE untuk belajar daring setelah kejadian tersebut.

"Manajemen sudah menawarkan kepada yang bersangkutan agar kalau merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, sekolah menyiapkan dia untuk bisa belajar sendiri terpisah daripada orang itu bahkan ditawarkan juga secara online tapi dia tidak pernah mau," tuturnya.(mcr8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler