jpnn.com - BATAM - Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Batam dianggap lamban merespon penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kini, hampir seluruh wilayah di Batam terdapat penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini.
"Sejak awal tahun 2016 para dokter rumah sakit sudah mengingatkan. Namun tidak ditanggapi, akhirnya banyak korban yang berjatuhan," kata Anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Idawati Nursanti seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Kamis.
BACA JUGA: Gempar! Mayat Tanpa Busana Ditemukan di Depan Rumah Bupati
Menurut Idawati, di Bulan Januari 2016 penyakit ini sudah terdeteksi. Setiap hari ada saja masyarat yang terjangkit. "Awalnya muncul di perumahan Marcelia," ungkapnya.
Kemudian berkembang cepat ke wilayah lainnya di Batam. Bahkan di salah satu rumah sakit swasta, sepertiga pasien rawat inapnya menderita penyakit DBD. "Ini kan sudah mengkhawatirkan," ujarnya.
BACA JUGA: Mantan Sopir Bus Ini Jadi Bupati Dua Periode
Banyak dokter yang meminta Dinkes melakukan gotong royong di pemukiman dan lingkungan warga. Karena program fogging dianggap tak efektif membunuh jentik nyamuk.
Namun hal tersebut tak ditanggapi dan direspon. "Rekan saya sesama dokter minta saya menyuarakan, kalau wakil rakyat mungkin ditanggapi," katanya.
BACA JUGA: Waspada! Penderita DBD Terus Bertambah, Tiga Meninggal Dunia
Namun suara politisi ini pun tak didengar, banyak alasan yang diutarakan pemerintah. Karenanya wabah ini terus berkembang, korbannya bertambah banyak. "Kalau awal tahun ditanggapi, mungkin tak sebanyak ini. Pemko lamban merespon keluhan warga," tutup Idawati kesal. (cr17/cr13/ray)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Gerebek Istri Tanpa Busana di Rumah Teman, Ternyata sedang Hohohihi
Redaktur : Tim Redaksi